Sejarah Asal usul Terbentuknya Sungai Brantas Jawa Timur
Jumat, 08 Desember 2017
Tambah Komentar
Pada jaman dahulu ada sebuah kerajaan besar, namanya kerajaan Kahuripan. Raja dari kerajaan ini bernama Prabu Airlangga. Prabu Airlangga berasal dari Pulau Bali. Dia adalah anak dari raja kerajaan Bali.
Pada saat kepemimpinan Prabu Airlangga kerajaan Kahuripan merupakan kerajaan yang damai dan makmur. Prabu Airlangga hanya memiliki satu anak saja dari permaisurinya. Anak tersebut bernama Sanggramawijaya. Sanggramawijaya adalah seorang anak perempuan yang sangat cantik juga sering disebut Dewi Kilisuci.
Pada saat Prabu Airlangga tua dia ingin menjadi seorang pertapa dan melepas semua tahta, harta dan semua kemewahan yang telah dia miliki. Sebelum dia menjadi pertapa dia menunjuk anaknya Sanggramawijaya untuk menjadi seorang raja.
Tetapi sanggramawijaya menolak untuk menjadi seorang raja dan dia lebih memilih menjadi seorang pertapa di kaki Gunung Klothok tepatnya di Goa Selomangleng. Saat menjadi pertapa di Goa Selomangleng Sanggramawijaya mengubah namanya menjadi Dewi Kilisuci.
Akhirnya Prabu Airlangga berkeinginan untuk menyerahkan tahtanya ke anak dari selirnya. Tetapi dia memiliki dua putra dari selirnya. Kedua putranya itu bernama Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan. Prabu Airlangga-pun bingung untuk memilih siapa yang menjadi raja di Kahuripan.
Prabu Airlangga berusaha mencari jalan keluar yang adil agar tidak timbul perpecahan dan perselisihan diantara mereka berdua. Prabu Airlangga akhirnya menyuruh Empu Baradah untuk pergi ke Bali. Empu Baradah diperintahkan untuk meminta tahta kerajaan ayahanda Prabu Airlangga di Pulau Bali. Namun tahta Kerajaan Bali sudah diberikan kepada adik Prabu Airlangga.
Setelah kembali dari Kerajaan Bali Empu Baradah langsung memberi laporan kepada Prabu Airlangga.
" Tahta milik Ayahanda Prabu Airlangga di Pulau Bali sudah diberikan kepada adik Prabu Airlangga yang bernama Anak Wungsu!" Lapor Empu Baradha setibanya dari Pulau Bali.
" Tak apa-apa, Bapak Empu! Terima kasih Bapak Empu sudah melaksanakan apa yang kusuruh.
Sekarang bantu aku membagi Kerajaan Ini dengan adil untuk kedua putraku, Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan!"
" Baiklah, Baginda Raja! Bagaimana kalau hamba yang membagi kerajaan Kahuripan ini menjadi dua bagian yang sama besar?"
" Itu lebih baik Bapak Empu! Tapi, bagaimana caranya Bapak Empu membagi kerajaan ini menjadi dua bagian sama besar?"
" Serahkan semuanya pada hamba,Baginda Raja! Hamba yang akan mengaturnya!"
" Baiklah Bapak Empu! Kuserahkan semua persoalan ini kepada Anda!"
Keesokan harinya Empu Baradah langsung menjalankan tugas untuk membagi dua kerajaannya. Empu Baradah Terbang dengan membawa kendi yang berisi air.
Dari langit dia langsung menumpahkan air di dalam kendi itu di tengah tengah Kerajaan Kahuripan. Air yang menyentuh tanah langsung membentuk sungai yang luas dan memiliki aliran air yang deras, Sekarang sungai itu bernama Sungai Brantas.
" Bagian Kerajaan Kahuripan sebelah timur sungai aku serahkan pada Putraku Mapanji Garasakan! Kerajaan itu aku beri nama Kerajaan Jenggala, Sedangkan bagian barat sungai aku serahkan pada putraku Sri Samarawijaya. Kerajaan itu kuberi nama Kerajaan Panjalu/Kadiri ( sekarang Kota Kediri )." titah Prabu Airlangga.
Setelah selesai dengan penyerahan kekuasaannya Prabu Airlangga langsung pergi dari Kerajaan Kahuripan dan menuju ke Pucangan untuk menjadi seorang pertapa.
Selama menjadi pertapa Prabu Airlangga mengubah namanya menjadi Maharesi Gentayu. Ketika beliau meninggal, jasad-nya dimakamkan di lereng Gunung Penanggungan sebelah timur.
Pada saat kepemimpinan Prabu Airlangga kerajaan Kahuripan merupakan kerajaan yang damai dan makmur. Prabu Airlangga hanya memiliki satu anak saja dari permaisurinya. Anak tersebut bernama Sanggramawijaya. Sanggramawijaya adalah seorang anak perempuan yang sangat cantik juga sering disebut Dewi Kilisuci.
Pada saat Prabu Airlangga tua dia ingin menjadi seorang pertapa dan melepas semua tahta, harta dan semua kemewahan yang telah dia miliki. Sebelum dia menjadi pertapa dia menunjuk anaknya Sanggramawijaya untuk menjadi seorang raja.
Tetapi sanggramawijaya menolak untuk menjadi seorang raja dan dia lebih memilih menjadi seorang pertapa di kaki Gunung Klothok tepatnya di Goa Selomangleng. Saat menjadi pertapa di Goa Selomangleng Sanggramawijaya mengubah namanya menjadi Dewi Kilisuci.
Akhirnya Prabu Airlangga berkeinginan untuk menyerahkan tahtanya ke anak dari selirnya. Tetapi dia memiliki dua putra dari selirnya. Kedua putranya itu bernama Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan. Prabu Airlangga-pun bingung untuk memilih siapa yang menjadi raja di Kahuripan.
Prabu Airlangga berusaha mencari jalan keluar yang adil agar tidak timbul perpecahan dan perselisihan diantara mereka berdua. Prabu Airlangga akhirnya menyuruh Empu Baradah untuk pergi ke Bali. Empu Baradah diperintahkan untuk meminta tahta kerajaan ayahanda Prabu Airlangga di Pulau Bali. Namun tahta Kerajaan Bali sudah diberikan kepada adik Prabu Airlangga.
Setelah kembali dari Kerajaan Bali Empu Baradah langsung memberi laporan kepada Prabu Airlangga.
" Tahta milik Ayahanda Prabu Airlangga di Pulau Bali sudah diberikan kepada adik Prabu Airlangga yang bernama Anak Wungsu!" Lapor Empu Baradha setibanya dari Pulau Bali.
" Tak apa-apa, Bapak Empu! Terima kasih Bapak Empu sudah melaksanakan apa yang kusuruh.
Sekarang bantu aku membagi Kerajaan Ini dengan adil untuk kedua putraku, Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan!"
" Baiklah, Baginda Raja! Bagaimana kalau hamba yang membagi kerajaan Kahuripan ini menjadi dua bagian yang sama besar?"
" Itu lebih baik Bapak Empu! Tapi, bagaimana caranya Bapak Empu membagi kerajaan ini menjadi dua bagian sama besar?"
" Serahkan semuanya pada hamba,Baginda Raja! Hamba yang akan mengaturnya!"
" Baiklah Bapak Empu! Kuserahkan semua persoalan ini kepada Anda!"
Keesokan harinya Empu Baradah langsung menjalankan tugas untuk membagi dua kerajaannya. Empu Baradah Terbang dengan membawa kendi yang berisi air.
Dari langit dia langsung menumpahkan air di dalam kendi itu di tengah tengah Kerajaan Kahuripan. Air yang menyentuh tanah langsung membentuk sungai yang luas dan memiliki aliran air yang deras, Sekarang sungai itu bernama Sungai Brantas.
" Bagian Kerajaan Kahuripan sebelah timur sungai aku serahkan pada Putraku Mapanji Garasakan! Kerajaan itu aku beri nama Kerajaan Jenggala, Sedangkan bagian barat sungai aku serahkan pada putraku Sri Samarawijaya. Kerajaan itu kuberi nama Kerajaan Panjalu/Kadiri ( sekarang Kota Kediri )." titah Prabu Airlangga.
Setelah selesai dengan penyerahan kekuasaannya Prabu Airlangga langsung pergi dari Kerajaan Kahuripan dan menuju ke Pucangan untuk menjadi seorang pertapa.
Selama menjadi pertapa Prabu Airlangga mengubah namanya menjadi Maharesi Gentayu. Ketika beliau meninggal, jasad-nya dimakamkan di lereng Gunung Penanggungan sebelah timur.
Belum ada Komentar untuk "Sejarah Asal usul Terbentuknya Sungai Brantas Jawa Timur"
Posting Komentar