Inilah Kisah cerita Wafatnya Nabi Ibrahim As
Rabu, 30 Mei 2018
Tambah Komentar
Bismillahirrahmanirrohim
Artikel berikut ini mengisahkan tentang Wafatnya Nabi Ibrahim As dalam berbagai sumber. Langsung saja berikut kisahnya :
Ketika Siti Sarah meninggal, Nabi Ibrahim menikahi perempuan dari bangsa Kan'an. Lahir darinya lima anak ; Bakisyan bin Ibrahim, Zamran bin Ibrahim, Madyan bin Ibrahim, Sabaq bin Ibrahim, dan Syuh bin Ibrahim. Mereka semua tidak menjadi nabi, akan tetapi yang menjadi nabi hanya keturunan Nabi Ishaq dan Nabi Ismail.
Pada umur 150 tahun, Allah menampakkan uban Nabi Ibrahim. Ulama berkata, "Alasan Allah memunculkan uban kepada Nabi Ibrahim adalah karena Ishaq, putra beliau sangat mirip dengan beliau. Masyarakat tidak bisa membedakan antara keduanya.
Adab seseorang yang datang kepada Ishaq dan menyangka bahwa dia adalah Ibrahim. Orang tersebut menyapa, "Assalamualaikum, wahai kholilullah." Akhirnya Ishaq menjawab, "Aku adalah anak dari kholilullah. Ia lebih baik dari pada aku. Dia bak tuanku dan aku ibarat budaknya."
Saat orang-orang mulai tidak bisa membedakan antara Nabi Ibrahim dan Nabi Ishaq maka Allah memberinya tanda berupa uban. Nabi Ibrahim merasa sedih melihat rambut ubannya yang memutih. Namun beliau tidak bisa menolak apa yang dialaminya. Nabi Ibrahim adalah orang yang pertama kali beruban dari keturunan Nabi Adam.
"Wahai Tuhanku, apakah ini(uban)" tanya Ibrahim.
"Itu adalah kewibawaan, ketenangan, kebijaksanaan dariku." Jawab Allah.
"Wahai Allah, tambahkan kewibawaan, ketenangan, dan kegembiraan dengannya." Doa Ibrahim.
Nabi Ibrahim tetap hidup hingga 25 tahun kemudian. Umur beliau seluruhnya adalah 175 tahun. Ada yang mengatakan 200 tahun.
Ketika Allah hendak mencabut nyawa Nabi Ibrahim, terlebih dahulu Allah mengutus malaikat maut kepadanya. Saat itu Ibrahim berada di sebuah rumah, yang sama sekali tidak ada yang diperbolehkan masuk kecuali dengan izin beliau.
Suatu ketika malaikat maut masuk ke rumah beliau. Namun saat itu Nabi Ibrahim tidak di rumah. Hingga ketika Nabi Ibrahim kembali, dia mendapati laki-laki yang sangat buruk rupanya. Nabi Ibrahim pun tidak menginginkan kehadirannya.
"Siapa yang memperbolehkan kamu masuk?" Tanya beliau.
"Dzat yang memiliki rumah ini." Jawabnya.
"Dzat yang memiliki rumah lebih berhak atas rumah ini."
Lalu Malaikat maut keluar dari beliau.
Keesokan harinya, Nabi Ibrahim keluar dari rumahnya. Beliau mengunci pintu rumah tersebut. Malaikat maut kembali datang. Dia masuk.
Nabi Ibrahim pulang. Ternyata, di rumah beliau melihat laki-laki yang sangat bagus rupanya. Tidak pernah dia melihat orang yang lebih tampan darinya. Ketampanannya benar-benar membuat Nabi Ibrahim tercengang.
"Siapa kamu? Dan siapa yang mengizinkan kamu masuk rumahku?" Tanya beliau.
"Yang memberi izin kepadaku adalah dzat yang memiliki rumah ini." Jawabnya.
"Dzat yang memiliki rumah ini lebih berhak atasnya. Siapa sebenarnya dirimu?"
"Saya adalah malaikat maut, dan sayalah yang menemuimu kemarin." Dia berhenti. Kemudian melanjutkan ucapannya.
"Sesungguhnya ketika Allah menghendaki buruk terhadap seorang hamba maka dia akan mengutusku dalam keadaan yang engkau lihat kemarin. Apabila dia menghendaki baik maka dia mengutusku dalam wujud seperti ini."
Dalam riwayat lain :
Sesungguhnya Allah berkata kepada malaikat maut, "Pergilah kepada kekasihku, Ibrahim. Dia sudah tidak senang lagi dengan kehidupan dunia dan lebih suka kematian." Lalu malaikat maut pergi dengan wujud orang tua, yang punggungnya menghitam, matanya buram, dan lubang hidungnya telah meleleh. Dia bersandar di tongkatnya.
Sedangkan Nabi Ibrahim duduk di rumahnya. Datang kepadanya orang-orang miskin, maka beliau menghormati mereka sebagai tamu. Lalu datang malaikat dengan rupa tersebut. Dia mengucapkan salam kepada beliau. Beliau mempersilakannya untuk makan. Dia duduk. Nabi Ibrahim melihat dia hendak makan. Namun saat ia menelan makanannya dari mulut, seketika itu makanannya terjatuh dari bawah. Nabi Ibrahim heran melihatnya.
"Wahai orang tua, apa yang terjadi dengan makananmu? Dan apa yang sebenarnya menimpamu?" Tanya beliau.
"Ini karena umurku yang sudah tua. Orang yang umurnya sudah tua juga akan mengalaminya." Jawab orang tua tersebut.
"Berapakah umurmu?"
"201 tahun."
Saat itu umur Nabi Ibrahim sudah 200 tahun. Beliau berkata dalam hati, "Masa antara diriku dan orang ini hanya satu tahun. Melihat apa yang dialaminya membuatku benci akan kehidupan dunia dan ingin segera meninggal." Kemudian orang tua tersebut pulang.
Setahun berlalu orang tua atau malaikat datang dengan wujud yang tampan. Nabi Ibrahim tahu bahwa dia adalah malaikat maut.
"Hai malaikat maut, aku ingin waktumu sebentar." Nabi Ibrahim menceritakan kejadian orang tua kemarin.
"Sedangkan aku diperintah untuk mencabut nyawamu."
Dalam riwayat lain :
Sesungguhnya malaikat maut datang kepada Nabi Ibrahim untuk mencabut nyawanya. Dia mengucapkan salam kepada beliau dan beliau pun menjawabnya.
"Siapa kamu?" Tanya nabi Ibrahim.
"Aku adalah malaikat maut. Aku diperintah karenamu," jawab malaikat.
Nabi Ibrahim menangis. Kemudian Nabi Ishaq mendengar tangisannya. Nabi Ishaq pun masuk, menemui beliau.
"Wahai kholilurrahman, apa yang membuatmu menangis?" Tanya Nabi Ishaq.
"Dia adalah malaikat maut yang akan mencabut nyawaku." Jawab beliau.
Nabi Ishaq pun ikut menangis. Karenanya, malaikat maut kembali kepada Tuhannya.
"Wahai Tuhanku, kekasihmu bersedih karena kematian," kata malaikat.
"Hai Jibril, ambilah wewangian dari surga. Pergilah bersama malaikat maut menuju Ibrahim. Tenangkan perasaannya dengan bau tersebut, dan katakan kepadanya, "Sesungguhnya seseorang akan rindu bila sudah lama tidak bisa berjumpa. Apakah kamu tidak rindu kepada-Ku, padahal kamu adalah kekasih-Ku." Perintah Allah kepada malaikat Jibril.
Jibril datang kepada Nabi Ibrahim, menyampaikan pesan dari Allah dan memberikannya wewangian surga. Nabi Ibrahim berkata, "Iya, wahai Tuhanku. Aku benar-benar rindu bertemu dengan-Mu dan akan bau wewangian ini." Lalu malaikat maut mencabut nyawa beliau.
Dan diriwayatkan bahwa, ketika malaikat maut hendak mencabut nyawa Nabi Ibrahim as, maka beliau berkata, "Hai malaikat maut, apakah kamu pernah tahu seorang kekasih mencabut nyawa orang yang dicintainya." Maka malaikat maut naik ke langit untuk melaporkannya kepada Allah Swt. Lalu Allah berkata, "Katakanlah kepada kekasihku, "Apakah seorang kekasih tidak suka bertemu dengan orang yang dicintainya?" Lalu malaikat maut kembali kepada Nabi Ibrahim.
Dia menyampaikan apa yang dikatakan Allah Swt. Mendengarnya, Nabi Ibrahim berkata kepada dirinya, "Tenanglah dirimu untuk saat ini." Lalu malaikat maut mencabut nyawa beliau. Beliau dikuburkan di perkebunan Hairun. Kebun ini adalah kebun milik seorang yang telah beliau beli. Beliau berwasiat agar dikuburkan di sana.
Wallohua'lam Bisshowab
Itulah kisah singkat Wafatnya Nabi Ibrahim As, jika ada kekeliruan silahkan anda berkomentar.
Artikel berikut ini mengisahkan tentang Wafatnya Nabi Ibrahim As dalam berbagai sumber. Langsung saja berikut kisahnya :
Ketika Siti Sarah meninggal, Nabi Ibrahim menikahi perempuan dari bangsa Kan'an. Lahir darinya lima anak ; Bakisyan bin Ibrahim, Zamran bin Ibrahim, Madyan bin Ibrahim, Sabaq bin Ibrahim, dan Syuh bin Ibrahim. Mereka semua tidak menjadi nabi, akan tetapi yang menjadi nabi hanya keturunan Nabi Ishaq dan Nabi Ismail.
Pada umur 150 tahun, Allah menampakkan uban Nabi Ibrahim. Ulama berkata, "Alasan Allah memunculkan uban kepada Nabi Ibrahim adalah karena Ishaq, putra beliau sangat mirip dengan beliau. Masyarakat tidak bisa membedakan antara keduanya.
Adab seseorang yang datang kepada Ishaq dan menyangka bahwa dia adalah Ibrahim. Orang tersebut menyapa, "Assalamualaikum, wahai kholilullah." Akhirnya Ishaq menjawab, "Aku adalah anak dari kholilullah. Ia lebih baik dari pada aku. Dia bak tuanku dan aku ibarat budaknya."
Saat orang-orang mulai tidak bisa membedakan antara Nabi Ibrahim dan Nabi Ishaq maka Allah memberinya tanda berupa uban. Nabi Ibrahim merasa sedih melihat rambut ubannya yang memutih. Namun beliau tidak bisa menolak apa yang dialaminya. Nabi Ibrahim adalah orang yang pertama kali beruban dari keturunan Nabi Adam.
"Wahai Tuhanku, apakah ini(uban)" tanya Ibrahim.
"Itu adalah kewibawaan, ketenangan, kebijaksanaan dariku." Jawab Allah.
"Wahai Allah, tambahkan kewibawaan, ketenangan, dan kegembiraan dengannya." Doa Ibrahim.
Nabi Ibrahim tetap hidup hingga 25 tahun kemudian. Umur beliau seluruhnya adalah 175 tahun. Ada yang mengatakan 200 tahun.
Ketika Allah hendak mencabut nyawa Nabi Ibrahim, terlebih dahulu Allah mengutus malaikat maut kepadanya. Saat itu Ibrahim berada di sebuah rumah, yang sama sekali tidak ada yang diperbolehkan masuk kecuali dengan izin beliau.
Suatu ketika malaikat maut masuk ke rumah beliau. Namun saat itu Nabi Ibrahim tidak di rumah. Hingga ketika Nabi Ibrahim kembali, dia mendapati laki-laki yang sangat buruk rupanya. Nabi Ibrahim pun tidak menginginkan kehadirannya.
"Siapa yang memperbolehkan kamu masuk?" Tanya beliau.
"Dzat yang memiliki rumah ini." Jawabnya.
"Dzat yang memiliki rumah lebih berhak atas rumah ini."
Lalu Malaikat maut keluar dari beliau.
Keesokan harinya, Nabi Ibrahim keluar dari rumahnya. Beliau mengunci pintu rumah tersebut. Malaikat maut kembali datang. Dia masuk.
Nabi Ibrahim pulang. Ternyata, di rumah beliau melihat laki-laki yang sangat bagus rupanya. Tidak pernah dia melihat orang yang lebih tampan darinya. Ketampanannya benar-benar membuat Nabi Ibrahim tercengang.
"Siapa kamu? Dan siapa yang mengizinkan kamu masuk rumahku?" Tanya beliau.
"Yang memberi izin kepadaku adalah dzat yang memiliki rumah ini." Jawabnya.
"Dzat yang memiliki rumah ini lebih berhak atasnya. Siapa sebenarnya dirimu?"
"Saya adalah malaikat maut, dan sayalah yang menemuimu kemarin." Dia berhenti. Kemudian melanjutkan ucapannya.
"Sesungguhnya ketika Allah menghendaki buruk terhadap seorang hamba maka dia akan mengutusku dalam keadaan yang engkau lihat kemarin. Apabila dia menghendaki baik maka dia mengutusku dalam wujud seperti ini."
Dalam riwayat lain :
Sesungguhnya Allah berkata kepada malaikat maut, "Pergilah kepada kekasihku, Ibrahim. Dia sudah tidak senang lagi dengan kehidupan dunia dan lebih suka kematian." Lalu malaikat maut pergi dengan wujud orang tua, yang punggungnya menghitam, matanya buram, dan lubang hidungnya telah meleleh. Dia bersandar di tongkatnya.
Sedangkan Nabi Ibrahim duduk di rumahnya. Datang kepadanya orang-orang miskin, maka beliau menghormati mereka sebagai tamu. Lalu datang malaikat dengan rupa tersebut. Dia mengucapkan salam kepada beliau. Beliau mempersilakannya untuk makan. Dia duduk. Nabi Ibrahim melihat dia hendak makan. Namun saat ia menelan makanannya dari mulut, seketika itu makanannya terjatuh dari bawah. Nabi Ibrahim heran melihatnya.
"Wahai orang tua, apa yang terjadi dengan makananmu? Dan apa yang sebenarnya menimpamu?" Tanya beliau.
"Ini karena umurku yang sudah tua. Orang yang umurnya sudah tua juga akan mengalaminya." Jawab orang tua tersebut.
"Berapakah umurmu?"
"201 tahun."
Saat itu umur Nabi Ibrahim sudah 200 tahun. Beliau berkata dalam hati, "Masa antara diriku dan orang ini hanya satu tahun. Melihat apa yang dialaminya membuatku benci akan kehidupan dunia dan ingin segera meninggal." Kemudian orang tua tersebut pulang.
Setahun berlalu orang tua atau malaikat datang dengan wujud yang tampan. Nabi Ibrahim tahu bahwa dia adalah malaikat maut.
"Hai malaikat maut, aku ingin waktumu sebentar." Nabi Ibrahim menceritakan kejadian orang tua kemarin.
"Sedangkan aku diperintah untuk mencabut nyawamu."
Dalam riwayat lain :
Sesungguhnya malaikat maut datang kepada Nabi Ibrahim untuk mencabut nyawanya. Dia mengucapkan salam kepada beliau dan beliau pun menjawabnya.
"Siapa kamu?" Tanya nabi Ibrahim.
"Aku adalah malaikat maut. Aku diperintah karenamu," jawab malaikat.
Nabi Ibrahim menangis. Kemudian Nabi Ishaq mendengar tangisannya. Nabi Ishaq pun masuk, menemui beliau.
"Wahai kholilurrahman, apa yang membuatmu menangis?" Tanya Nabi Ishaq.
"Dia adalah malaikat maut yang akan mencabut nyawaku." Jawab beliau.
Nabi Ishaq pun ikut menangis. Karenanya, malaikat maut kembali kepada Tuhannya.
"Wahai Tuhanku, kekasihmu bersedih karena kematian," kata malaikat.
"Hai Jibril, ambilah wewangian dari surga. Pergilah bersama malaikat maut menuju Ibrahim. Tenangkan perasaannya dengan bau tersebut, dan katakan kepadanya, "Sesungguhnya seseorang akan rindu bila sudah lama tidak bisa berjumpa. Apakah kamu tidak rindu kepada-Ku, padahal kamu adalah kekasih-Ku." Perintah Allah kepada malaikat Jibril.
Jibril datang kepada Nabi Ibrahim, menyampaikan pesan dari Allah dan memberikannya wewangian surga. Nabi Ibrahim berkata, "Iya, wahai Tuhanku. Aku benar-benar rindu bertemu dengan-Mu dan akan bau wewangian ini." Lalu malaikat maut mencabut nyawa beliau.
Dan diriwayatkan bahwa, ketika malaikat maut hendak mencabut nyawa Nabi Ibrahim as, maka beliau berkata, "Hai malaikat maut, apakah kamu pernah tahu seorang kekasih mencabut nyawa orang yang dicintainya." Maka malaikat maut naik ke langit untuk melaporkannya kepada Allah Swt. Lalu Allah berkata, "Katakanlah kepada kekasihku, "Apakah seorang kekasih tidak suka bertemu dengan orang yang dicintainya?" Lalu malaikat maut kembali kepada Nabi Ibrahim.
Dia menyampaikan apa yang dikatakan Allah Swt. Mendengarnya, Nabi Ibrahim berkata kepada dirinya, "Tenanglah dirimu untuk saat ini." Lalu malaikat maut mencabut nyawa beliau. Beliau dikuburkan di perkebunan Hairun. Kebun ini adalah kebun milik seorang yang telah beliau beli. Beliau berwasiat agar dikuburkan di sana.
Wallohua'lam Bisshowab
Itulah kisah singkat Wafatnya Nabi Ibrahim As, jika ada kekeliruan silahkan anda berkomentar.
Belum ada Komentar untuk "Inilah Kisah cerita Wafatnya Nabi Ibrahim As"
Posting Komentar