Kisah Cerita Nabi Ilyas yang tidak Wafat
Rabu, 30 Mei 2018
Tambah Komentar
Nabi Ilyas AS diduga tidak wafat (meninggal dunia), dan kini beliau sedang berdzikir di tengah-tengah muka bumi ini, dan jasadnya dijadikan ghaib oleh Allah SWT sehingga beliau tidak bisa diketahui akan keberadaannya sekarang.
Imam Ad-Daraqathni meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas RA:
“Nabi Khidir dan Nabi Ilyas bertemu setiap tahun saat musim haji, dan mereka berdua saling mencukur kepala (Tahallul) satu sama yang lain”. (Riwayat Ibnu ‘Abbas RA).
Dalam Az-Zuhd riwayat Imam Ahmad dan Imam Thabarani dikatakan:
“Nabi Khidir dan Nabi Ilyas bertemu setiap tahun pada saat musim haji, dan mereka berdua saling mencukur kepala (Tahallul) satu sama yang lain. Dan mereka berdua berpuasa Ramadhan di Baitul Maqdis!”. (Menurut Ibnu Hajar, riwayat ini sanadnya hasan).
Di dalam Musnad Abu Usamah dikatakan: “Nabi Khidhir di samudra dan Nabi Ilyas di daratan, mereka bertemu tiap malam di samping tembok yang dibuat oleh Dzulqarnain”. (Lihat Syawahid Al-Haq pada halaman 200 tentang 4 hadits yang dibawakan oleh Ibnul Jauzi).
Nabi Ilyas AS dan Nabi Ilyasa AS bersama-sama mengemban misi dakwahnya kepada Bani Isra’il di Isra’il. Kurang lebih selama delapan tahun, Nabi Ilyas AS hidup bersama Nabi Ilyasa AS untuk menjalankan misi dakwahnya kepada Bani Isra’il.
Ketika itu mereka berdua berjalan-jalan ke sebelah timur sungai Yordan. Tiba-tiba datanglah angin badai disana dan akhirnya reda.
Pada suatu hari, ketika Nabi Ilyas AS sedang beristirahat datanglah Malaikat Maut kepadanya. “Hai Ilyas, penuhilah panggilan Allah, kini saatnya nyawa mu akan kujemput! Maka bersiap-siaplah, hai Ilyas!” kata Malaikat Maut. Mendengar berita itu, Nabi Ilyas AS menjadi sedih dan menangis. “Mengapa engkau bersedih, Ilyas?” tanya Malaikat maut. “Tidak tahulah” jawab Nabi Ilyas AS. “Apakah engkau bersedih karena akan meninggalkan dunia dan takut menghadapi kematian ?” tanya malaikat Maut. “Tidak.
Tidak ada satupun yang aku sesali kecuali karena aku menyesal karena tidak bisa lagi berdzikir kepada Allah, sementara yang masih hidup bisa terus berdzikir memuji Allah,” jawab Nabi Ilyas AS.
Saat itu Allah SWT lantas menurunkan wahyu kepada Malaikat Maut agar menunda pencabutan nyawa itu dan memberi kesempatan kepada Nabi Ilyas AS berdzikir sesuai dengan permintaannya. Nabi Ilyas ingin terus hidup semata-mata karena ingin berdzikir kepada Allah SWT. Maka berdzikirlah Nabi Ilyas AS sepanjang hidupnya.
Allah SWT berfirman:
“Biarlah Nabi Ilyas hidup di taman untuk berbisik dan mengadu serta berdzikir kepada-Ku sampai akhir nanti (hari kiamat)!”.
Mendengar firman Allah tersebut, maka Malaikat Maut tidak jadi mencabut nyawa Nabi Ilyas AS. Maka selama-lamanya Nabi Ilyas AS tidak akan pernah mati (tidak akan pernah meninggal dunia) kecuali di Hari Kiamat.
Maka dibuatlah Nabi Ilyas AS tetap hidup abadi hingga hari kiamat, nyawa nya tidak dicabut, namun diri nya dijadikan ghaib oleh Allah SWT sebagaimana Nabi Khidir yang tetap hidup namun diri nya dijadikan ghaib oleh Allah SWT agar tidak bisa dilihat, didengar, dan diketahui keberadaannya oleh orang yang masih hidup di dunia.
Allah SWT menjadikan Nabi Khidir AS dan Nabi Ilyas AS tetap hidup dan tidak pernah mati hingga hari kiamat kelak. Allah SWT menempatkan Nabi Khidir AS di tengah-tengah lautan, sedangkan Nabi Ilyas ASditempatkan-Nya di tengah-tengah taman yang luas yang indah yang ada di tengah-tengah muka bumi ini, sambil terus-menerus dalam keadaan berdzikir kepada Allah SWT dari dulu, dan detik ini, dan sampai wafatnya nanti di hari kiamat.
Wallohua'lam bisshowab
Imam Ad-Daraqathni meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas RA:
“Nabi Khidir dan Nabi Ilyas bertemu setiap tahun saat musim haji, dan mereka berdua saling mencukur kepala (Tahallul) satu sama yang lain”. (Riwayat Ibnu ‘Abbas RA).
Dalam Az-Zuhd riwayat Imam Ahmad dan Imam Thabarani dikatakan:
“Nabi Khidir dan Nabi Ilyas bertemu setiap tahun pada saat musim haji, dan mereka berdua saling mencukur kepala (Tahallul) satu sama yang lain. Dan mereka berdua berpuasa Ramadhan di Baitul Maqdis!”. (Menurut Ibnu Hajar, riwayat ini sanadnya hasan).
Di dalam Musnad Abu Usamah dikatakan: “Nabi Khidhir di samudra dan Nabi Ilyas di daratan, mereka bertemu tiap malam di samping tembok yang dibuat oleh Dzulqarnain”. (Lihat Syawahid Al-Haq pada halaman 200 tentang 4 hadits yang dibawakan oleh Ibnul Jauzi).
Nabi Ilyas AS dan Nabi Ilyasa AS bersama-sama mengemban misi dakwahnya kepada Bani Isra’il di Isra’il. Kurang lebih selama delapan tahun, Nabi Ilyas AS hidup bersama Nabi Ilyasa AS untuk menjalankan misi dakwahnya kepada Bani Isra’il.
Ketika itu mereka berdua berjalan-jalan ke sebelah timur sungai Yordan. Tiba-tiba datanglah angin badai disana dan akhirnya reda.
Pada suatu hari, ketika Nabi Ilyas AS sedang beristirahat datanglah Malaikat Maut kepadanya. “Hai Ilyas, penuhilah panggilan Allah, kini saatnya nyawa mu akan kujemput! Maka bersiap-siaplah, hai Ilyas!” kata Malaikat Maut. Mendengar berita itu, Nabi Ilyas AS menjadi sedih dan menangis. “Mengapa engkau bersedih, Ilyas?” tanya Malaikat maut. “Tidak tahulah” jawab Nabi Ilyas AS. “Apakah engkau bersedih karena akan meninggalkan dunia dan takut menghadapi kematian ?” tanya malaikat Maut. “Tidak.
Tidak ada satupun yang aku sesali kecuali karena aku menyesal karena tidak bisa lagi berdzikir kepada Allah, sementara yang masih hidup bisa terus berdzikir memuji Allah,” jawab Nabi Ilyas AS.
Saat itu Allah SWT lantas menurunkan wahyu kepada Malaikat Maut agar menunda pencabutan nyawa itu dan memberi kesempatan kepada Nabi Ilyas AS berdzikir sesuai dengan permintaannya. Nabi Ilyas ingin terus hidup semata-mata karena ingin berdzikir kepada Allah SWT. Maka berdzikirlah Nabi Ilyas AS sepanjang hidupnya.
Allah SWT berfirman:
“Biarlah Nabi Ilyas hidup di taman untuk berbisik dan mengadu serta berdzikir kepada-Ku sampai akhir nanti (hari kiamat)!”.
Mendengar firman Allah tersebut, maka Malaikat Maut tidak jadi mencabut nyawa Nabi Ilyas AS. Maka selama-lamanya Nabi Ilyas AS tidak akan pernah mati (tidak akan pernah meninggal dunia) kecuali di Hari Kiamat.
Maka dibuatlah Nabi Ilyas AS tetap hidup abadi hingga hari kiamat, nyawa nya tidak dicabut, namun diri nya dijadikan ghaib oleh Allah SWT sebagaimana Nabi Khidir yang tetap hidup namun diri nya dijadikan ghaib oleh Allah SWT agar tidak bisa dilihat, didengar, dan diketahui keberadaannya oleh orang yang masih hidup di dunia.
Allah SWT menjadikan Nabi Khidir AS dan Nabi Ilyas AS tetap hidup dan tidak pernah mati hingga hari kiamat kelak. Allah SWT menempatkan Nabi Khidir AS di tengah-tengah lautan, sedangkan Nabi Ilyas ASditempatkan-Nya di tengah-tengah taman yang luas yang indah yang ada di tengah-tengah muka bumi ini, sambil terus-menerus dalam keadaan berdzikir kepada Allah SWT dari dulu, dan detik ini, dan sampai wafatnya nanti di hari kiamat.
Wallohua'lam bisshowab
Belum ada Komentar untuk "Kisah Cerita Nabi Ilyas yang tidak Wafat"
Posting Komentar