Silsilah Garis Keturunan Kerajaan Kediri Jawa Timur
Senin, 21 Mei 2018
Tambah Komentar
Kerajaan Kediri merupakan kerajaan paling tua di Indonesia, khususnya di Wilayah Jawa. Dari Kerajaan ini pula raja raja besar di tanah Jawa terlahir.
Menurut babad Jawa dan paham-paham yang diturunkan dalam buku kuno Jawa, ada yang meyakini bahwa Bhatara Brahma adalah nenek moyang dari raja-raja di tanah Jawa. Bhatara Brahma menikah menikah dengan Dewi Larasati dan memperoleh seorang putra yang diberi nama Sri Brahmana Raja.
Selanjutnya Sri Brahmana menikah dengan Dewi Sri Huma dan melahirkan seorang putra yang diberi nama Hyang Wisnumurti. Dialah yang menggantikan ayahnya di kala wafat dengan gelar Prabu Tetrusta, sedangkan kerajaannya diberi nama Kerajaan Diling Jaya.
Prabu Tetrusta pun menikah dengan Retnawidati, yaitu putri dari Hyang Sumantra. Dari pernikahan tersebut lahirlah Prabu Parikenan. Selanjutnya Prabu Parikenan menikah dengan bibinya, putri dari Hyang Wisnu. Mereka memperoleh seorang putra bernama Resi Manumanasa.
Resi ini akhirnya juga menikah dengan bidadari bernama Retna Nilawati, yang kemudian melahirkan seorang putra bernama Putra Sakri. Setelah dewasa Putra Sakri menikah dengan Dewi Sakti dan memperoleh keturunan Prabu Ngastina yang bergelar Prabu Palasara.
Sebagaimana diketahui, Dewi Sakti adalah putri Raja Sri Wedari yang terkenal dengan gelar Prabu Parta Wuijaya. Palasara (Prabu Ngastina) selanjutnya menikah lagi dengan Dewi Durgandini, yaitu putri Basukiswara dari Kerajaan Wirata.
Dari pernikahan ini, mereka mempunyai keturunan bernama Krisnadipayana. Putra ini kemudian menikah dengan Dewi Ambika, seorang putri dari Raja Glantipura. Dari mereka lahirlah tiga putra, di antaranya adalah Dewantara.
Dewantara menikah dengan dua istri sekaligus, yaitu Dewi Kunti dan Dewi Madrim. Perkawinannya dengan Dewi Kunti melahirkan para kesatria, yaitu : Prabu Yudhistira, Arya Werkudara, dan Dananjaya (Arjuna). Sementara dari Dewi Madrim berputrakan Arya Nakula dan Arya Sadewa.
Satu dari kelima putra ini ada yang beristrikan tujuh perempuan, yaitu Dananjaya alias Arjuna. Dari salah satu istrinya yaitu Dewi Sembadra, Dananjaya memiliki keturunan dengan nama Arya Abimanyu, yang setelah dewasa beristrikan Siti Sundari dan Dewi Hutari. Dari Dewi Hutari Abimanyu memperoleh keturunan bernama Arya Parikesit yang selanjutnya menjadi Prabu di Hastina.
Arya Parikesit pun memiliki lima orang istri. Namuin hanya dari istrinya yang bernama Dewi Tapen ia mempunyai seorang puttra yang kemudian menjadi Prabu Yudana. Prabu ini mempunyai keturunan bernama Gendrayana dan Sudarsana. Dari sinilah poin yang penting mengenai sosok Jayabaya. Sebab Jayabaya adalah keturunan dari Gendrayana.
Sebenarnya Gendrayana atau Raja Widarba memiliki saembilan istri yang masing-masing melahirkan seorang putra, diantaranya Raden Noyorono. Dialah yang menggantikan kedudukan ayahnya sebagai raja Widarba dan bergelar Prabu Jaya Purusa, yang pada akhirnya mendirikan satu kerjaan bernama Daha atau Kediri.
Karena pada akhirnya Prabu Jaya Purusa semakin terkenal dan dipandang sebagai raja seorang bangsawan, maka namanya diganti menjadi Prabu Jayabaya.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat ditarik suatu urutan silsilah Raja Jayabaya dari awal (Nabi Adam) sapai keturunannya raja-raja Kediri sebagai berikut :
Menurut babad Jawa dan paham-paham yang diturunkan dalam buku kuno Jawa, ada yang meyakini bahwa Bhatara Brahma adalah nenek moyang dari raja-raja di tanah Jawa. Bhatara Brahma menikah menikah dengan Dewi Larasati dan memperoleh seorang putra yang diberi nama Sri Brahmana Raja.
Selanjutnya Sri Brahmana menikah dengan Dewi Sri Huma dan melahirkan seorang putra yang diberi nama Hyang Wisnumurti. Dialah yang menggantikan ayahnya di kala wafat dengan gelar Prabu Tetrusta, sedangkan kerajaannya diberi nama Kerajaan Diling Jaya.
Prabu Tetrusta pun menikah dengan Retnawidati, yaitu putri dari Hyang Sumantra. Dari pernikahan tersebut lahirlah Prabu Parikenan. Selanjutnya Prabu Parikenan menikah dengan bibinya, putri dari Hyang Wisnu. Mereka memperoleh seorang putra bernama Resi Manumanasa.
Resi ini akhirnya juga menikah dengan bidadari bernama Retna Nilawati, yang kemudian melahirkan seorang putra bernama Putra Sakri. Setelah dewasa Putra Sakri menikah dengan Dewi Sakti dan memperoleh keturunan Prabu Ngastina yang bergelar Prabu Palasara.
Sebagaimana diketahui, Dewi Sakti adalah putri Raja Sri Wedari yang terkenal dengan gelar Prabu Parta Wuijaya. Palasara (Prabu Ngastina) selanjutnya menikah lagi dengan Dewi Durgandini, yaitu putri Basukiswara dari Kerajaan Wirata.
Dari pernikahan ini, mereka mempunyai keturunan bernama Krisnadipayana. Putra ini kemudian menikah dengan Dewi Ambika, seorang putri dari Raja Glantipura. Dari mereka lahirlah tiga putra, di antaranya adalah Dewantara.
Dewantara menikah dengan dua istri sekaligus, yaitu Dewi Kunti dan Dewi Madrim. Perkawinannya dengan Dewi Kunti melahirkan para kesatria, yaitu : Prabu Yudhistira, Arya Werkudara, dan Dananjaya (Arjuna). Sementara dari Dewi Madrim berputrakan Arya Nakula dan Arya Sadewa.
Satu dari kelima putra ini ada yang beristrikan tujuh perempuan, yaitu Dananjaya alias Arjuna. Dari salah satu istrinya yaitu Dewi Sembadra, Dananjaya memiliki keturunan dengan nama Arya Abimanyu, yang setelah dewasa beristrikan Siti Sundari dan Dewi Hutari. Dari Dewi Hutari Abimanyu memperoleh keturunan bernama Arya Parikesit yang selanjutnya menjadi Prabu di Hastina.
Arya Parikesit pun memiliki lima orang istri. Namuin hanya dari istrinya yang bernama Dewi Tapen ia mempunyai seorang puttra yang kemudian menjadi Prabu Yudana. Prabu ini mempunyai keturunan bernama Gendrayana dan Sudarsana. Dari sinilah poin yang penting mengenai sosok Jayabaya. Sebab Jayabaya adalah keturunan dari Gendrayana.
Sebenarnya Gendrayana atau Raja Widarba memiliki saembilan istri yang masing-masing melahirkan seorang putra, diantaranya Raden Noyorono. Dialah yang menggantikan kedudukan ayahnya sebagai raja Widarba dan bergelar Prabu Jaya Purusa, yang pada akhirnya mendirikan satu kerjaan bernama Daha atau Kediri.
Karena pada akhirnya Prabu Jaya Purusa semakin terkenal dan dipandang sebagai raja seorang bangsawan, maka namanya diganti menjadi Prabu Jayabaya.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat ditarik suatu urutan silsilah Raja Jayabaya dari awal (Nabi Adam) sapai keturunannya raja-raja Kediri sebagai berikut :
- Nabi Adam (sang Hyang Janmawalijaya atau sang Hyang Adhama)
- Nabi Syits (sang Hyang Syta)
- Sayid Anwar (sang Hyang Nur Cahya)
- Sang Hyang Nurasa
- Sang Hyang Wenang (sang Hyang Wisesa)
- Sang Hyang Manik Maya (Bhatara Guru)
- Bhatara Brahma atau Sri Maha Punggung atau Dewa Brahma
- Bhatara Sadana (Brahmanisita)
- Bhatara Satapa (Tritusta)
- Bambang Parikenan
- Resi Manumayasa
- Bambang Sekutrem
- Begawan Sakri
- Begawan Palasara
- Begawan Abiyasa (Maharaja Sanjaya)
- Pandu Dewanata
- Dananhaya (Raden Arjuna)
- Raden Abimanyu
- Prabu Parikesit
- Prabu Yudayana
- Prabu Yudayaka (Jaya Darma)
- Prabu Gendrayana
- Prabu Jayabaya
- Prabu Jaya Amijaya
- Prabu Jaya Amisena
- Raden Kusumawicitra
- Angling Darma
- Raden Citrasuma
- Raden Pancadriya
- Raden Anglingdriya
- Prabu Suwelacala
- Prabu Sri Maha Punggung
- Prabu Kandihawan (Jayalengkara)
- Resi Gatayu
- Resi Lembu Amiluhur
- Raden Panji Asmara Bangun (Inu Kertapati)
- Raden Kudalaweyan (Mahesa Tandreman)
- Raden Banjaran Sari
- Raden Munding Sari
- Raden Munding Wangi
- Prabu Pamekas
- Raden Jaka sesuruh (Raden Wijaya, raja Majapahit)
- Prabu Taruma (Bhre Kumara)
- Gajah Mada
- Prabu Hardaningkung (Brawijaya I)
- Prabu Hayam Wuruk
- Raden Putra
- Prabu Partawijaya
- Raden Angkawijaya (Damarwulan)
- Bhatara Kathong.
Jika ada kekurangan mohon beri kami masukkan.
Belum ada Komentar untuk "Silsilah Garis Keturunan Kerajaan Kediri Jawa Timur"
Posting Komentar