Inilah Daftar Tokoh Pahlawan Dari Jawa Tengah (Jateng)

Berikut ini adalah daftar nama-nama Tokoh Pahlawan Nasional yang berasal dari Provinsi jawa Tengah/Jateng :

KH Ahmad Rifa'i


lahir: 1786,
wafat: 1870,
Peran: Pemikir dan penulis Islam yang dikenal karena pernyataan anti-Belandanya, penetapan menjadi pahlawan: 2004

Kiai Haji Ahmad Rifa'i lahir di Tempuran, Kendal, Jawa Tengah pada tahun 1786 dan meninggal di Manado, Sulawesi Utara pada tahun 1859. Ahmad Rifa'i merupakan pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah dan juga seorang ulama pendiri , penulis buku semangat perjuangan kemerdekaan.

Sejak kecil ia sudah dididik oleh ayahnya, KH Muhammad Marhum untuk mendalami agama. Sejak remaja ia sering melakukan dakwah ke berbagai tempat di sekitar Kendal. Pada tahun 1826, ia menunaikan ibadah hajikemudian memperdalam ilmu agama di Mekkah dan Madinah selama 8 tahun. Setelah itu ia juga menimba ilmu di Mesir.


Ia Dimakamkan di Pekuburan Jawa Tondanodi Kelurahan Kampung Jawa, di kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa, provinsi Sulawesi Utara, Indonesia.

Nyi Ageng Serang


lahir : 1752,
wafat : 1828,
peran : Pemimpin gerilyawan Jawa yang memimpin penyerangan terhadap kolonial Belanda atas beberapa pendudukan, penetapan menjadi pahlawan: 1974

Nyi Ageng Serang bernama asli Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edi lahir di Purwodadi, Jawa Tengah tahun 1752  dan wafat  di Yogyakart tahun 1828.

Beliau merupakan seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah anak Pangeran Natapraja yang menguasai wilayah terpencil dari kerajaan Mataram tepatnya di Serang yang sekarang wilayah perbatasan Grobogan-Sragen.

Nyi Ageng Serang adalah salah satu keturunan Sunan Kalijaga, ia juga mempunyai keturunan seorang Pahlawan nasional yaitu Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantara. Ia dimakamkan di Kalibawang, Kulon Progo. Ia pahlawan nasional yang hampir terlupakan, mungkin karena namanya tak sepopuler R.A. Kartini atau Cut Nyak Dhien tetapi ia sangat berjasa bagi negeri ini.Warga Kulon Progo mengabadikan monumennya di tengah kota Wates berupa patungnya yang sedang menaiki kuda dengan gagah berani membawa tombak.

Ahmad Yani


lahir : 1922,
wafat : 1965,
peran: Pemimpin Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September, penetapan menjadi pahlawan: 1965

Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani  atau Achmad Yani lahir di Purworejo, Jawa Tengah tanggal 19 Juni 1922 dan meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 43 tahun. Beliau adalah komandan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, dan dibunuh oleh anggota Gerakan 30 September saat mencoba untuk menculik dia dari rumahnya.

Alimin


Lahir : 1889,
wafat: 1964,
Peran: Pendukung kemerdekaan, politisi, dan tokoh Partai Komunis Indonesia, penetapan menjadi pahlawan tahun 1964

Alimin bin Prawirodirdjo lahir di Surakarta Jawa Tengah tahun 1889 dan meninggal di Jakarta tanggal 24 Juni 1964.
Beliau adalah seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia serta tokoh komunis Indonesia. Berdasarkan SK Presiden No. 163 Tahun 1964 tertanggal 26 Juni 1964, Alimin tercatat sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.

Setelah tidak lagi aktif di PKI, Alimin menikah dengan Hajjah Mariah dan dikaruniai dua orang putra, yaitu Tjipto dan Lilo, dan ia tinggal di Jakarta hingga wafatnya pada tahun 1964. Pada saat wafatnya Alimin, Soekarno, Presiden RI pertama menganugerahkan gelar pahlawan nasionalberdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 163 tanggal 26 Juni 1964 dan dimakamkan di TMP Kalibata.

Cipto Mangunkusumo


lahir: 1886,
wafat: 1943,
Peran: Politisi Jawa, mentor Sukarno, penetapan menjadi pahlawan tahun 1964

Tjipto Mangoenkoesoemo (EYD: Cipto Mangunkusumo) lahir di Pecangaan, Jepara, Jawa Tengah tahun 1886 dan meninggal di Jakarta, 8 Maret 1943.
Beliau adalah seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia. Bersama dengan Ernest Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara ia dikenal sebagai "Tiga Serangkai" yang banyak menyebarluaskan ide pemerintahan sendiri dan kritis terhadap pemerintahan penjajahan Hindia Belanda.

Ia adalah tokoh dalam Indische Partij, suatu organisasi politik yang pertama kali mencetuskan ide pemerintahan sendiri di tangan penduduk setempat, bukan oleh Belanda. Pada tahun 1913 ia dan kedua rekannya diasingkan oleh pemerintah kolonial ke Belanda akibat tulisan dan aktivitas politiknya, dan baru kembali 1917.

Gatot Subroto


Lahir: 1907,
Wafat: 1962,
Peran: Jenderal, deputi ketua staff Angkatan Darat, penetapan menjadi pahlawan: 1962

Jenderal TNI (Purn.) Gatot Soebroto lahir di Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah tanggal 10 Oktober 1907 dan meninggal di Jakarta, 11 Juni 1962 pada umur 54 tahun.
Beliau adalah tokoh perjuangan militer Indonesia dalam merebut kemerdekaan dan juga pahlawan nasional Indonesia. Ia dimakamkan di Ungaran, kabupaten Semarang.

Usman Janatin


Lahir: 1943,
wafat: 1968,
peran: Mengebom MacDonald House saat konfrontasi Indonesia–Malaysia, penetapan menjadi pahlawan : 1968

Sersan Dua KKO (Anumerta) Usman Jannatin bin H. Muhammad Ali lahir di Banyumas, Jawa Tengah tanggal 18 Maret tahun 1943 dan meninggal di Singapura tanggal 17 Oktober 1968 pada umur 25 tahun.

Beliau adalah salah satu dari dua anggota KKO (Korps Komando; kini disebut Korps Marinir) Indonesia yang ditangkap di Singapura pada saat terjadinya Konfrontasi dengan Malaysia. Bersama dengan seorang anggota KKO lainnya bernama Harun Thohir, ia di hukum gantung oleh pemerintah Singapura pada Oktober 1968 dengan tuduhan meletakkan bom di wilayah pusat kota Singapura yang padat pada 10 Maret 1965.

Harjo Djatikoesoemo 


Lahir : 1917,
wafat : 1992,
Peran : Jenderal Angkatan Darat dan politisi, penetapan menjadi pahlawan : 2002

Jenderal TNI (Purn.) Goesti Pangeran Harjo Djatikoesoemo lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1 Juli 1917 dan meninggal di Jakarta, 4 Juli 1992 pada umur 75 tahun.
Dia adalah mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat yang pertama (1948-1949) dan mantan Duta Besar RI untuk Singapura (1958-1960).

Djatikoesoemo merupakan putra bangsa yang berdarah keraton, terlahir sebagai putra ke-23 dari Susuhunan Pakubuwono X. Jenazahnya dimakamkan di kompleks Makam Imogiri, Bantul, Yogyakarta.

RA Kartini


Lahir: 1879,
wafat: 1904,
peran: Tokoh hak asasi perempuan Jawa, penetapan menjadi pahlawan : 1964

Raden Adjeng Kartini lahir di Jepara, Hindia Belanda, 21 April 1879 dan meninggal di Rembang, Hindia Belanda, 17 September 1904 pada umur 25 tahun) atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini. Dia adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.

Katamso Darmokusumo


Lahir: 1923,
Wafat: 1965,
Peran: Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September, penetapan menjadi pahlawan : 1965

Brigadir Jenderal TNI (Anumerta) Katamso Darmokusumo lahir di Sragen, Jawa Tengah, 5 Februari 1923 dan meninggal di Yogyakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 42 tahun. Dia adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia, Ia merupakan mantan Komandan Korem 072/Pamungkas. Katamso termasuk tokoh yang terbunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, Yogyakarta.

Ki Sarmidi Mangunsarkoro 


Lahir: 1904,
wafat: 1957,
Peran: Pengajar bersama dengan Budi Utomo dan Taman Siswa, menteri pemerintahan, penetapan menjadi pahlawan : 2011

Ki Mangunsarkoro atau Sarmidi Mangunsarkoro lahir 23 Mei 1904 dan meninggal 8 Juni 1957 pada umur 53 tahun. Dia adalah pejuang di bidang pendidikan nasional, ia dipercaya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1949 hingga tahun 1950.

Perjuangan Ki Sarmidi Mangunsarkoro dalam bidang pendidikan, di antaranya pada tahun 1930-1938 menjadi Anggota Pengurus Besar Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) dan penganjur gerakan Kepanduan Nasional yang bebas dari pengaruh kolonialisme Belanda. Selanjutnya pada tahun 1932-1940 ia menjabat sebagai Ketua Departemen Pendidikan dan Pengajaran Majelis Luhur Tamansiswa merangkap Pemimpin Umum Tamansiswa Jawa Barat. Pada tahun 1933 Ki Sarmidi Mangunsarkoro memegang Kepemimpinan Taman Dewasa Raya di Jakarta yang secara khusus membidangi bidang Pendidikan dan Pengajaran.

Mangkunegara I


lahir: 1725,
wafat: 1795,
Peran: Melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda dan antek-anteknya di Jawa Tengah, penetapan menjadi pahlawan: 1988

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I (nama lahir Raden Mas Said, lahir di Kartasura, 7 April 1725 dan meninggal di Surakarta, 23 Desember 1795 pada umur 70 tahun. Dia adalah pendiri Praja Mangkunegaran, sebuah kadipaten agung di Jawa bagian tengah selatan, dan Pahlawan Nasional Indonesia. Ayahnya bernama Pangeran Arya Mangkunegara dari Kartasura dan ibunya bernama R.A. Wulan.

Julukan Pangeran Sambernyawa diberikan oleh Nicolaas Hartingh, perwakilan VOC, karena di dalam peperangan R.M. Said selalu membawa kematian bagi musuh-musuhnya.

Muhammad Mangundiprojo


lahir: 1905,
wafat: 1988,
Peran : Pejuang kemerdekaan, pemimpin Pertempuran Surabaya, penetapan menjadi pahlawan : 2014

Mayor Jenderal TNI (Purn.) Raden Muhammad Mangoendiprodjo (EYD: Muhammad Mangundiprojo lahir di Sragen Jawa Tengah 5 Januari 1905 dan meninggal di Bandar Lampung, 13 Desember 1988 pada umur 83 tahun. Dia adalah seorang pejuang kemerdekaan dan perwira militer Indonesia yang ikut serta dalam Pertempuran Surabaya pada tanggal 10 November 1945. Ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 7 November 2014.

Muwardi


lahir: 1907,
wafat: 1948,
Peran: Menangani keamanan saat Proklamasi Kemerdekaan, membangun sebuah rumah saat di Surakarta, penetapan menjadi pahlawan: 1964

Dr. Moewardi lahir di Pati, Jawa Tengah, 1907 dan meninggal Surakarta, Jawa Tengah, 13 Oktober 1948. Dia adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Moewardi adalah seorang dokter lulusan STOVIA. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan Spesialisasi Telinga Hidung Tenggorokan (THT). Selain itu aa adalah ketua Barisan Pelopor tahun 1945 di Surakarta dan terlibat dalam peristiwa proklamasi 17 Agustus 1945. Dalam acara tersebut, ia juga turut memberikan sambutan setelah Soewirjo, wakil wali kota Jakarta saat itu.

Pakubuwono VI


lahir: 1807,
wafat: 1849,
Peran: Susuhunan Surakarta, memberontak melawan pasukan kolonial Belanda, penetapan menjadi pahlawan: 1964

Sri Susuhunan Pakubuwana VI atau Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Pakubuwono VI lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 26 April 1807 dan meninggal di Ambon, 2 Juni 1849 pada umur 42 tahun. Dia adalah raja Kasunanan Surakarta yang memerintah tahun 1823 – 1830. Ia dijuluki pula dengan nama Sinuhun Bangun Tapa, karena kegemarannya melakukan tapa brata.

Sunan Pakubuwana VI telah ditetapkan pemerintah Republik Indonesia sebagai pahlawan nasional berdasarkan S.K. Presiden RI No. 294 Tahun 1964, tanggal 17 November 1964.

Pakubuwono X


lahir: 1866,
wafat: 1939,
Peran: Susuhunan Surakarta, mendukung berbagai proyek untuk kepentingan Pribumi Indonesia, penetapan menjadi pahlawan: 2011

Sri Susuhunan Pakubuwana X lahir di Surakarta, 29 November 1866 dan meninggal di Surakarta, 22 Februari 1939 pada umur 72 tahun. Dia adalah raja Kasunanan Surakarta yang memerintah pada tahun 1893 – 1939.

Pakubuwana X meninggal dunia pada tanggal 22 Februari 1939. Ia disebut sebagai Sinuhun Wicaksana atau raja besar dan bijaksana. Pemerintahannya kemudian digantikan oleh putranya, GRM. Antasena (KGPH. Hangabehi), yang kemudian bergelar Pakubuwana XI. Pakubuwana X mendapat anugerah gelar Pahlawan Nasional dari pemerintah Indonesiapada tahun 2011 atas jasa-jasanya dalam mendukung perjuangan organisasi pergerakan nasional.

Saharjo


lahir: 1909,
wafat: 1963,
Peran: Menteri Kehakiman, pelopor pengesahan pembaruan di negara tersebut, penetapan menjadi pahlawan: 1963

Dr. Sahardjo, SH lahir di Solo, Jawa Tengah, 26 Juni 1909 dan meninggal di Jakarta, 13 November 1963 pada umur 54 tahun. Dia adalah Menteri Hukum dan Hak Asasi ManusiaIndonesia pada Kabinet Kerja I (10 Juli 1959–18 Februari 1960), Kabinet Kerja II (18 Februari 1960–6 Maret 1962), Kabinet Kerja III(6 Maret 1962–13 November 1963).

Saharjo merupakan tokoh penting dalam bidang hukum di Indonesia. Hasil buah pemikirannya yang penting adalah Undang-undang Warga Negara Indonesia pada tahun 1947 dan Undang-undang Pemilihan Umum pada tahun 1953
Ia dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

Samanhudi


lahir: 1878,
wafat: 1956,
Peran: Pengusaha, mendirikan Sarekat Islam, penetapan menjadi pahlawan: 1961

Samanhudi atau sering disebut Kyai Haji Samanhudi lahir di Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, 1868 dan meninggal di Klaten, Jawa Tengah, 28 Desember 1956. Dia adalah pendiri Sarekat Dagang Islam, sebuah organisasi massa di Indonesia yang awalnya merupakan wadah bagi para pengusaha batik di Surakarta. Nama kecilnya ialah Sudarno Nadi.

Dalam dunia perdagangan, Samanhudi merasakan perbedaan perlakuan oleh penguasa Hindia Belanda antara pedagang pribumi yang mayoritas beragama Islamdengan pedagang Tionghoa pada tahun 1905. Oleh sebab itu Samanhudi merasa pedagang pribumi harus mempunyai organisasi sendiri untuk membela kepentingan mereka. Pada tahun 1905, ia mendirikan Sarekat Dagang Islam untuk mewujudkan cita-citanya.
Ia dimakamkan di Banaran, Grogol, Sukoharjo.

Siswondo Parman


lahir: 1918,
wafat: 1965,
Peran: Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September, penetapan menjadi pahlawan: 1965

Letnan Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, 4 Agustus 1918 dan meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 47 tahun, atau lebih dikenal dengan nama S. Parman. Beliau adalah salah satu pahlawan revolusiIndonesia dan tokoh militer Indonesia. Ia meninggal dibunuh pada persitiwa Gerakan 30 September dan mendapatkan gelar Letnan Jenderal Anumerta. Ia dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

Parman merupakan salah satu dari enam jenderal yang dibunuh oleh anggota Gerakan 30 September pada malam 30 September-1 Oktober 1965. Dia telah diperingatkan beberapa hari sebelum kemungkinan gerakan komunis. Pada malam 30 September-1 Oktober, tidak ada penjaga yang mengawasi rumah rumah Parman di Jalan Syamsurizal no.32

Siti Hartinah


lahir: 1923,
wafat: 1996,
Peran: Istri presiden Suharto, aktif dalam karya sosial, mendirikan Taman Mini Indonesia Indah, penetapan menjadi pahlawan: 1996

Raden Ayu Siti Hartinah lahir di Desa Jaten, Surakarta, Jawa Tengah, 23 Agustus 1923 dan meninggal di Jakarta, 28 April 1996 pada umur 72 tahun. Dia adalah istri Presiden Indonesia kedua, Jenderal Besar Purnawirawan Soeharto. Siti Hartinah, yang sehari-hari dipanggil Ibu Tien Soehartomerupakan anak kedua pasangan KPH Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo. Ia merupakan canggah Mangkunagara III dari garis ibu. Tien menikah dengan Soeharto pada tanggal 26 Desember 1947 di Surakarta. Siti kemudian dianugerahi gelar pahlawan nasional Indonesia tak lama setelah kematiannya.

Slamet Riyadi


lahir: 1927,
wafat: 1950,
Peran: Brigadir Jeneral Angkatan Darat, terbunuh ketika putting down pemberontakan di Sulawesi, penetapan menjadi pahlawan: 2007

Brigadir Jenderal TNI Ignatius Slamet Rijadi atau Slamet Riyadi lahir di Surakarta, 26 Juli 1927 dan meninggal di Ambon, 4 November 1950 pada umur 23 tahun. Dia adalah seorang tentara Indonesia. Rijadi lahir di Surakarta, Jawa Tengah, putra dari seorang tentara dan penjual buah. "Dijual" pada pamannya dan sempat berganti nama saat masih balita untuk menyembuhkan penyakitnya, Rijadi tumbuh besar di rumah orangtuanya dan belajar di sekolah milik Belanda. Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda, Rijadi menempuh pendidikan di sekolah pelaut yang dikelola oleh Jepang dan bekerja untuk mereka setelah lulus; ia meninggalkan tentara Jepang menjelang akhir Perang Dunia II dan membantu mengobarkan perlawanan selama sisa pendudukan.

Jendral Sudirman


lahir: 1916,
wafat: 1950,
Peran: Komandan Ketua Tentara Nasional Indonesia pada saat Revolusi Nasional, penetapan menjadi pahlawan: 1964

Jenderal Besar Raden Soedirman lahir 24 Januari 1916 dan meninggal 29 Januari 1950 pada umur 34 tahun. Beliau adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Menjadi panglima besar Tentara Nasional Indonesiapertama, ia secara luas terus dihormati di Indonesia. Terlahir dari pasangan rakyat biasadi Purbalingga, Hindia Belanda, Soedirman diadopsi oleh pamannya yang seorang priyayi. Setelah keluarganya pindah ke Cilacap pada tahun 1916, Soedirman tumbuh menjadi seorang siswa rajin; ia sangat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, termasuk mengikuti program kepanduan yang dijalankan oleh organisasi Islam Muhammadiyah.

Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda pada 1942, Soedirman tetap mengajar. Pada tahun 1944, ia bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang disponsori Jepang, menjabat sebagai komandan batalion di Banyumas. Selama menjabat, Soedirman bersama rekannya sesama prajurit melakukan pemberontakan, namun kemudian diasingkan ke Bogor.

Albertus Sugiyapranata

lahir: 1896,
wafat: 1963,
Peran: Uskup Katolik Jawa dan nasionalis, penetapan menjadi pahlawan: 1963

Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ atau Albertus Sugiyapranata lahir pada tanggal 25 November 1896 dan meninggal 22 Juli 1963 pada umur 66 tahun. Beliau lebih dikenal dengan nama lahir Soegija, merupakan Vikaris Apostolik Semarang, kemudian menjadi uskup agung. Ia merupakan uskup pribumi Indonesia pertama dan dikenal karena pendiriannya yang pro-nasionalis, yang sering disebut "100% Katolik, 100% Indonesia".

Suharso

lahir: 1912,
wafat: 1971,
Peran: Pelopor pengobatan prostesis, penetapan menjadi pahlawan: 1973

Prof. Dr. Suharso lahir di Ampel, Boyolali, Jawa Tengah, 13 Mei 1912 dan meninggal di Solo, Jawa Tengah, 27 Februari 1971 pada umur 58 tahun. Beliau adalah dokter ahli bedah, pahlawan nasional Indonesia, dan pendiri Pusat Rehabilitasi Profesor Dokter Suharso yang merupakan tempat merawat penderita cacat jasmani.

Sukarjo Wiryopranoto

lahir: 1903,
wafat: 1962,
Peran: Tokoh kemerdekaan, diplomat, dan politisi, penetapan menjadi pahlawan: 1962

Sukarjo Wiryopranoto lahir di Kesugihan, Cilacap, Jawa Tengah, 5 Juni 1903 dan meninggal di New York, Amerika Serikat, 23 Oktober 1962 pada umur 59 tahun. Beliau adalah seorang pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional Indonesia.

Tamatan Sekolah Hukum tahun 1923 ini kemudaian bekerja di Pengadilan Negeri di beberapa kota sampai akhirnya mendirikan sendiri kantor pengacara "Wisnu" di Malang, Jawa Timur.

Sukardjo menjadi anggota Volksraad pada tahun 1931. Selain itu bersama Dr. Soetomoia mendirikan Persatuan Bangsa Indonesia(PBI).

Ia juga pernah menjabat sebagai Perwakilan Tetap Indonesia di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sampai akhir hayatnya.
Ia dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

Supeno

lahir: 1916,
wafat: 1949,
Peran: Menteri pemerintahan, terbunuh ketika perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi Nasional, penetapan menjadi pahlawan: 1970

Soepeno lahir di Kota Pekalongan, 12 Juni1916 dan meninggal di Ganter, Ngliman, Sawahan, Nganjuk, 24 Februari 1949 pada umur 32 tahun. Beliau adalah Menteri Pembangunan dan Pemuda pada Kabinet Hatta I, dan juga tokoh pemuda pada saat Pergerakan Nasional. Dia meninggal dunia sewaktu masih menjabat dalam jabatan tersebut akibat Agresi Militer Belanda II.

Supomo

lahir: 1903,
wafat: 1958,
Peran: Menteri Kehakiman Pertama, membantu penulisan Konstitusi, penetapan menjadi pahlawan: 1965

Prof. Mr. Dr. Soepomo atau Supomo lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah, 22 Januari 1903 dan meninggal di Jakarta, 12 September 1958 pada umur 55 tahun. Beliau adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Soepomo dikenal sebagai arsitek Undang-undang Dasar 1945, bersama dengan Muhammad Yamin dan Soekarno.

Suprapto

lahir: 1920,
wafat: 1965,
Peran : Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September, penetapan menjadi pahlawan: 1965

Letnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, 20 Juni 1920 dan meninggal di Lubangbuaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 45 tahun. Beliau adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Ia merupakan salah satu korban dalam G30S/PKI dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Sutoyo Siswomiharjo

lahir: 1922,
wafat: 1965,
Peran : Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September, penetapan menjadi pahlawan: 1965

Mayor Jenderal TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo lahir di Kebumen, Jawa Tengah, 28 Agustus 1922 dan meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 43 tahun. Beliau adalah seorang perwira tinggi TNI-AD yang diculik dan kemudian dibunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September di Indonesia.

Tirto Adhi Suryo

lahir: 1880,
wafat: 1918,
Peran: Jurnalis, diasingkan karena editorial anti-Belanda buatannya, penetapan menjadi pahlawan: 2006

Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo lahir di Blora, 1880 dan meninggal tahun 1918. Beliau adalah seorang tokoh pers dan tokoh kebangkitan nasional Indonesia, dikenal juga sebagai perintis persuratkabaran dan kewartawanan nasional Indonesia. Namanya sering disingkat T.A.S

Tirto adalah orang pertama yang menggunakan surat kabar sebagai alat propaganda dan pembentuk pendapat umum. Dia juga berani menulis kecaman-kecaman pedas terhadap pemerintahan kolonial Belanda pada masa itu. Akhirnya Tirto ditangkap dan disingkirkan dari Pulau Jawa dan dibuang ke Pulau Bacan, dekat Halmahera (Provinsi Maluku Utara). Setelah selesai masa pembuangannya, Tirto kembali ke Batavia, dan meninggal dunia pada 17 Agustus 1918.

Kisah perjuangan dan kehidupan Tirto diangkat oleh Pramoedya Ananta Toer dalam Tetralogi Buru dan Sang Pemula.

Pada 1973, pemerintah mengukuhkannya sebagai Bapak Pers Nasional. Pada tanggal 3 November 2006, Tirto mendapat gelar sebagai Pahlawan Nasional melalui Keppres RI no 85/TK/2006.

Urip Sumoharjo

lahir: 1893,
wafat: 1948,
Peran : Pemimpin Angkatan Darat Indonesia, komandan kedua setelah Sudirman, penetapan menjadi pahlawan: 1964

Jenderal TNI (Anumerta) Oerip Soemohardjo atau Urip Sumoharjo lahir 22 Februari1893 dan meninggal 17 November 1948 pada umur 55 tahun. Beliau adalah seorang jenderal dan kepala staf umum Tentara Nasional Indonesia pertama pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Lahir di Purworejo, Hindia Belanda.

Setelah lulus pada tahun 1914, ia menjadi letnan di Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL), tentara pemerintah kolonial Belanda. Bertugas selama hampir 25 tahun, ia ditempatkan di tiga pulau berbeda dan dipromosikan beberapa kali, dan akhirnya menjadi perwira pribumi dengan pangkat tertinggi di KNIL.

Yos Sudarso

lahir: 1925,
wafat: 1962,
Peran : Komodor Angkatan Laut, terbunuh saat konfrontasi dengan Belanda di Nugini Belanda, penetapan menjadi pahlawan : 1973

Laksamana Madya TNI (Ant.) Yosaphat Soedarso (lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 24 November 1925 dan meninggal di Laut Aru, 15 Januari 1962 pada umur 36 tahun. Beliau adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Ia gugur di atas KRI Macan Tutul dalam peristiwa pertempuran Laut Aru setelah ditembak oleh kapal patroli Hr. Ms. Everstenmilik armada Belanda pada masa kampanye Trikora. Namanya kini diabadikan menjadi nama KRI dan pulau.

AGUSTINUS ADISUCIPTO

Lahir : 1916 di Salatiga, Jawa Tengah
Wafat : 1947 di Bantul, Yogyakarta

Marsekal Muda (Anumerta) Agustinus Adisoetjipto, lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 3 Juli 1916 dan meninggal di Bantul, Yogyakarta, 29 Juli 1947 pada umur 31 tahun. Beliau adalah seorang pahlawan nasional dan seorang komodor udara Indonesia. Ia adalah seorang penganut agama Katolik.

Pada saat Agresi Militer Belanda I, Adisujipto dan Abdulrahman Saleh diperintahkan terbang ke India menggunakan pesawat Dakota VT-CLA. Penerobosan blokade udara Belanda menuju India dan Pakistan berhasil dilakukan. Sebelum pulang ke Indonesia, mereka singgah di Singapura untuk mengangkut bantuan obat-obatan Palang Merah Malaya. Sehingga pesawat baru berangkat kembali pada pukul13.00, pesawat ini mengangkut total 9 orang.

Sementara itu, di Lanud Maguwo, Kepala Staf S. Suryadarma telah menunggu kedatangan pesawat ini dan memerintahkan agar pesawat tidak perlu berputar-putar sebelum mendarat, untuk menghindari kemungkinan serangan udara terhadap pesawat tersebut. Ini mengingat bahwa di dalam pesawat, ada dua tokoh penting AURI, yakni A. Adisutjipto dan Abdulrachman Saleh.

Saat telah mendekati Lanud Maguwo pada pukul 16.30, pesawat ini pun tetap berputar-putar untuk bersiap mendarat. Tiba-tiba dari arah utara, muncul dua pesawat Kittyhaw km milik Belanda yang diawaki oleh Lettu B.J. Ruesink dan Serma W.E. Erkelens, yang langsung menembaki pesawat tersebut. Akibatnya pesawat hilang kendali dan akhirnya pesawat jatuh di perbatasan Desa Ngoto dan Wojo dan langsung terbakar. Semua orang di pesawat meninggal dunia, hanya pesawatnya yang berhasil selamat.

Ia dimakamkan di pemakaman umum Kuncen I dan II, dan kemudian pada tanggal 14 Juli 2000 dipindahkan ke Monumen Perjuangan TNI AU di Ngoto, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.


Itulah daftar tokoh Pahlawan Nasional yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah Indonesia.

Belum ada Komentar untuk "Inilah Daftar Tokoh Pahlawan Dari Jawa Tengah (Jateng)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel