4 Pondok Pesantren Terbaik, Terbesar Di Wonogiri Jawa Tengah
Selasa, 26 November 2019
Tambah Komentar
Wonogiri adalah kabupaten di Jawa Tengah. Secara geografis Wonogiri berlokasi di bagian tenggara Provinsi Jawa Tengah.
Berikut ini adalah beberapa daftar Pon Pes Salafiyah maupun Modern Terbesar dan Terkenal di Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah :
1. PONDOK PESANTREN GANI TIRTOASRI
Lokasi : Kalujangan, Tirtomoyo, Bugel, Tirtomoyo, Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah 57672
Pondok Pesantren ini didirikan oleh Mbah K. Muhammad Ilyas beliau adalah tokoh Masyarakat sekaligus tokoh agama, beliau memperoleh ilmu agama belajar di pondok pesantren Kediri setelah dirasa cukup melanjutkan belajar agama di pondok pesantren Gelungrejo Ponorogo.
Tahun 1892 beliau pulang dari mondok, pada tahun 1892 beliau pertama kali mendirikan tempat ibadah ( surau ) dan merintis pengajian di masyarakat.
Setelah beliau meninggal dunia, perjuangan beliau dilanjutkan oleh putranya mBah K. Muhammad Hasan yang sebelumnya beliau belajar agama di Pondok pesantren Joresan Ponorogo, dirasa belum cukup beliau melanjutkan belajar di pondok pesantren Langitan tuban dan terakhir beliau belajar agama di pondok Pesantren Tebuireng asuhan Hadrotus syeh KH. Hasyim Asy’ari.
Pada masa beliau, pondok pesantren mulai berkembang dan pada masa itu, nama Pesantren dilahirkan, yang semula belum ada namanya sebelum beliau wafat ( 1944 ) beliau berwasiyat kepada putranya KH. Muhammad Idris agar pondok pesantren ini besok kelak menjadi besar supaya diberi nama dengan awalan huruf “G “ .
Setelah beliau Wafat, perjuangan beliau dilanjutkan oleh putranya KH. Muhammad Idris yang semula masih mondok di Denanyar Jombang asuhan Hadrotus Syeikh KH. Bisri Syamsuri. KH. Muhammad Idris sebelum pulang pernah belajar agama di Mangkang Semarang, Pondok pesantren Drosemo Surabaya, Pondok pesantren Satrian Pacitan, dan terakhir di pondok pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang. Beliau melanjutkan perjuangan selain pondok pesantren juga merintis berdirinya jam’iyyah NU Kabupaten Wonogiri sehingga mengantarkan beliau menjadi anggota legislatif pada tahun 1971. selama dua periode.
2. PONDOK PESANTREN SUNAN GUNUNG JATI
Lokasi : Cingklok, Gesing, Kismantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah 57696
Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Kismantoro berdiri pada tahun 1993. Pesantren ini didirikan oleh Drs. K. H. Sutrisno Yusuf yang berasal dari Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Berdirinya Pesantren ini bersamaan dengan pendirian Madrasah Aliyah Sunan Gunung Jati.
Sebenarnya Pesantren ini merupakan kelanjutan dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Gesing dan MTs Sunan Gunung Jati yang telah berdiri beberapa tahun sebelumnya.
MI Gesing berdiri pada tahun 1959. Pendirinya adalah Muhammad Djakun yang saat itu baru keluar dari Pondok Pesantren. Di dua desa yaitu Gesing dan Lemahbang, saat itu hanya memiliki 1 (satu) Sekolah Dasar yang bertempat di kampung Warung Jeruk. Karena secara geografis tidak menguntungkan, apalagi tingkat ekonomi dan kesadaran masyarakat mengenai dunia pendidikan saat itu masih rendah, maka banyak di antara murid-murid sekolah tersebut keluar dan tidak melanjutkan studi.
Karena prihatin dengan keadaan tersebut, Muh. Djakun kemudian mendirikan sekolah yang bernama Madrasah Ibtidaiyah, yang diajarnya sendiri dan kemudian meminta bantuan kepada Kasimo untuk membatu mengajar di sekolah yang baru berdiri tersebut.
Ketika tahun 1961 ia diangkat menjadi staf KUA, ia mendapat jalan untuk meminta bantuan kepada Departemen Agama untuk mendapatkan bantuan tenaga mengajar. Orang pertama yang dikirim adalah Suprapto. Kemudian pada tahun 1963 Departemen Agama memberikan bantuan lagi seorang tenaga pengajar bernama Ro’is yang kemudian menjadi Kepala Sekolah di Madrasah Ibtidaiyah tak bernama tersebut.
Kegiatan belajar mengajar dilakukan di rumah Ahmad Ali, bapak dari Muh. Djakun. Kemudian karena jumlah kelas dan muridnya bertambah, maka kegiatan belajar mengajar dilakukan di beberapa rumah penduduk setempat, Selain itu juga mendirikan bangunan tersendiri yang diusahakan oleh Ahmad Ali.
Sejak berdiri tahun 1986 hingga saat itu, kegiatan belajar mengajar masih dilakukan di rumah-rumah penduduk. Kemudian tahun 1993 Drs. Sutrisno Yusuf (menantu Ahmad Djakun kedua) mendirikan Madrasah Aliyah (MA) dan Pondok Pesantren, Madrasah Tsanawiyah Sunan Gunung Jati Kismantoro memulai membuat ruang belajar sendiri yang saat itu madrasah tersebut berada di bawah pimpinan Dra. Siti Rukayah.
EKSTRAKURIKULER
1. Tahsin dan Tahfidz
2. Tahassus Kitab Salafy
3. Seni Baca Alquran
4. Khitobah 3 Bahasa
5. Hadroh
6. Praktek Ubudiyah
7. Pramuka
8. Beladiri
9. English Club
10. Komputer
11. Futsal
12. Volly
13. Basket
14. Tenis meja
3. PONDOK PESANTREN MAMBAUL HIKMAH
Lokasi : Kalikatir, Nambangan, Kec. Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah 57652
Pesantren Mamba’ul Hikmah didirikan oleh Ustadz Abdul Aziez. Bermula dari diwakafkannya sebidang tanah seluas 113 m
oleh Bapak H.Sukirno pada tahun 1994. Ustadz Abdul Aziez yang ketika itu berusia 36 tahun memutuskan meninggalkan aktivitas dakwahnya di Cirebon dan kemudian menetap di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Pada saat itu, Ustadz Abdul Aziez bermukim di masjid sekitar desa Nambangan. Kehadirannya diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar, sehingga Ustadz Abdul Aziez mengajak
teman sesama alumni pondok pesantren di Cirebon untuk bersama - sama berdakwah dan mengajarkan ajaran agama Islam di desa Nambangan.
Pada perkembangannya, kehadiran Pondok Pesantren Mamba’ul Hikmah berangsur - angsur menghidupkan denyut kehidupan masyarakat Kecamatan Selogiri. Toko kelontong, tempat potong rambut, unit-unit usaha ekonomi yang berada di sekitar pesantren menjadi lebih hidup sejak kehadiran pesantren.
4. PONDOK PESANTREN AL-FATAH
Lokasi : Kecamatan Wonogiri, Pule, Pokohkidul, Kec. Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah 57615
Pondok pesantren Al-Fatah didirikan pada tahun dua ribu delapan yang lalu dengan bangunan sekitar empat kamar ditengah-tengah hutan yang jauh dari jalan raya. Walaupun berada di tengah-tengah hutan bukan berarti tidak ada antri yang maun belajar di pondok tersebut. Terbukti banyak santri dari luar jawa yang menempati pondok tersebut. Semakin banyaknya santri tentu semakin banyak donatur, dimana biaya tersebut dapat digunakan untuk membangun bangunan yang lebih lebar lagi untuk santri putri.
Pondok pesantren Al-Fatah menerapkan tiga pokok hal yang dipelajari dan ditekankan sebagai ciri khas mereka sebagai pondok pesantren yang baru. Pokok yang ditekanka tersebut meliputi kitab kuning dan tafidzul qur’an, pengasuhan yatim dan dhuafa, wira usaha. Tiga hal yang ditekankan tersebut memang berbeda pada pondok pesantren pada umumnya yang kebanyakan menekankan pada santrinya sendiri untuk menjadi anak berakhlak nurkharimah.
Pondok pesantren Al-Fatah juga mnampung para santri dari kalangan yatim piatu dan dhu’afa tanpa ada biaya pungutan sepeserpun. Mengingat bahwa tujuan pendirian pondok tersebut semata-mata untuk memiliki generasi umat yang terdidik serta berakhlak nurkharimah sesuai kemampuan mereka masing-masing. Selain itu, sanri putri juga mengabdikan diri pada masyarakat dengan cra mengajar para orang tua yang belum bisa membaca huruf hijayah. Para santri disana tidak memungut biaya sekecil pun pada orang tua yang ingin belajar. Alasan yang mendasari mereka berbuat seperti itu bahwa mereka hanya ingin mengamalkan ilmu yang telah diberikan oleh ustadz/ustadzah kepada masyarakat secara langsung.
Itulah daftar Pondok Pesantren Terbaik dan Terkenal di Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah.
Berikut ini adalah beberapa daftar Pon Pes Salafiyah maupun Modern Terbesar dan Terkenal di Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah :
1. PONDOK PESANTREN GANI TIRTOASRI
Lokasi : Kalujangan, Tirtomoyo, Bugel, Tirtomoyo, Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah 57672
Pondok Pesantren ini didirikan oleh Mbah K. Muhammad Ilyas beliau adalah tokoh Masyarakat sekaligus tokoh agama, beliau memperoleh ilmu agama belajar di pondok pesantren Kediri setelah dirasa cukup melanjutkan belajar agama di pondok pesantren Gelungrejo Ponorogo.
Tahun 1892 beliau pulang dari mondok, pada tahun 1892 beliau pertama kali mendirikan tempat ibadah ( surau ) dan merintis pengajian di masyarakat.
Setelah beliau meninggal dunia, perjuangan beliau dilanjutkan oleh putranya mBah K. Muhammad Hasan yang sebelumnya beliau belajar agama di Pondok pesantren Joresan Ponorogo, dirasa belum cukup beliau melanjutkan belajar di pondok pesantren Langitan tuban dan terakhir beliau belajar agama di pondok Pesantren Tebuireng asuhan Hadrotus syeh KH. Hasyim Asy’ari.
Pada masa beliau, pondok pesantren mulai berkembang dan pada masa itu, nama Pesantren dilahirkan, yang semula belum ada namanya sebelum beliau wafat ( 1944 ) beliau berwasiyat kepada putranya KH. Muhammad Idris agar pondok pesantren ini besok kelak menjadi besar supaya diberi nama dengan awalan huruf “G “ .
Setelah beliau Wafat, perjuangan beliau dilanjutkan oleh putranya KH. Muhammad Idris yang semula masih mondok di Denanyar Jombang asuhan Hadrotus Syeikh KH. Bisri Syamsuri. KH. Muhammad Idris sebelum pulang pernah belajar agama di Mangkang Semarang, Pondok pesantren Drosemo Surabaya, Pondok pesantren Satrian Pacitan, dan terakhir di pondok pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang. Beliau melanjutkan perjuangan selain pondok pesantren juga merintis berdirinya jam’iyyah NU Kabupaten Wonogiri sehingga mengantarkan beliau menjadi anggota legislatif pada tahun 1971. selama dua periode.
2. PONDOK PESANTREN SUNAN GUNUNG JATI
Lokasi : Cingklok, Gesing, Kismantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah 57696
Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Kismantoro berdiri pada tahun 1993. Pesantren ini didirikan oleh Drs. K. H. Sutrisno Yusuf yang berasal dari Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Berdirinya Pesantren ini bersamaan dengan pendirian Madrasah Aliyah Sunan Gunung Jati.
Sebenarnya Pesantren ini merupakan kelanjutan dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Gesing dan MTs Sunan Gunung Jati yang telah berdiri beberapa tahun sebelumnya.
MI Gesing berdiri pada tahun 1959. Pendirinya adalah Muhammad Djakun yang saat itu baru keluar dari Pondok Pesantren. Di dua desa yaitu Gesing dan Lemahbang, saat itu hanya memiliki 1 (satu) Sekolah Dasar yang bertempat di kampung Warung Jeruk. Karena secara geografis tidak menguntungkan, apalagi tingkat ekonomi dan kesadaran masyarakat mengenai dunia pendidikan saat itu masih rendah, maka banyak di antara murid-murid sekolah tersebut keluar dan tidak melanjutkan studi.
Karena prihatin dengan keadaan tersebut, Muh. Djakun kemudian mendirikan sekolah yang bernama Madrasah Ibtidaiyah, yang diajarnya sendiri dan kemudian meminta bantuan kepada Kasimo untuk membatu mengajar di sekolah yang baru berdiri tersebut.
Ketika tahun 1961 ia diangkat menjadi staf KUA, ia mendapat jalan untuk meminta bantuan kepada Departemen Agama untuk mendapatkan bantuan tenaga mengajar. Orang pertama yang dikirim adalah Suprapto. Kemudian pada tahun 1963 Departemen Agama memberikan bantuan lagi seorang tenaga pengajar bernama Ro’is yang kemudian menjadi Kepala Sekolah di Madrasah Ibtidaiyah tak bernama tersebut.
Kegiatan belajar mengajar dilakukan di rumah Ahmad Ali, bapak dari Muh. Djakun. Kemudian karena jumlah kelas dan muridnya bertambah, maka kegiatan belajar mengajar dilakukan di beberapa rumah penduduk setempat, Selain itu juga mendirikan bangunan tersendiri yang diusahakan oleh Ahmad Ali.
Sejak berdiri tahun 1986 hingga saat itu, kegiatan belajar mengajar masih dilakukan di rumah-rumah penduduk. Kemudian tahun 1993 Drs. Sutrisno Yusuf (menantu Ahmad Djakun kedua) mendirikan Madrasah Aliyah (MA) dan Pondok Pesantren, Madrasah Tsanawiyah Sunan Gunung Jati Kismantoro memulai membuat ruang belajar sendiri yang saat itu madrasah tersebut berada di bawah pimpinan Dra. Siti Rukayah.
EKSTRAKURIKULER
1. Tahsin dan Tahfidz
2. Tahassus Kitab Salafy
3. Seni Baca Alquran
4. Khitobah 3 Bahasa
5. Hadroh
6. Praktek Ubudiyah
7. Pramuka
8. Beladiri
9. English Club
10. Komputer
11. Futsal
12. Volly
13. Basket
14. Tenis meja
3. PONDOK PESANTREN MAMBAUL HIKMAH
Lokasi : Kalikatir, Nambangan, Kec. Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah 57652
Pesantren Mamba’ul Hikmah didirikan oleh Ustadz Abdul Aziez. Bermula dari diwakafkannya sebidang tanah seluas 113 m
oleh Bapak H.Sukirno pada tahun 1994. Ustadz Abdul Aziez yang ketika itu berusia 36 tahun memutuskan meninggalkan aktivitas dakwahnya di Cirebon dan kemudian menetap di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Pada saat itu, Ustadz Abdul Aziez bermukim di masjid sekitar desa Nambangan. Kehadirannya diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar, sehingga Ustadz Abdul Aziez mengajak
teman sesama alumni pondok pesantren di Cirebon untuk bersama - sama berdakwah dan mengajarkan ajaran agama Islam di desa Nambangan.
Pada perkembangannya, kehadiran Pondok Pesantren Mamba’ul Hikmah berangsur - angsur menghidupkan denyut kehidupan masyarakat Kecamatan Selogiri. Toko kelontong, tempat potong rambut, unit-unit usaha ekonomi yang berada di sekitar pesantren menjadi lebih hidup sejak kehadiran pesantren.
4. PONDOK PESANTREN AL-FATAH
Lokasi : Kecamatan Wonogiri, Pule, Pokohkidul, Kec. Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah 57615
Pondok pesantren Al-Fatah didirikan pada tahun dua ribu delapan yang lalu dengan bangunan sekitar empat kamar ditengah-tengah hutan yang jauh dari jalan raya. Walaupun berada di tengah-tengah hutan bukan berarti tidak ada antri yang maun belajar di pondok tersebut. Terbukti banyak santri dari luar jawa yang menempati pondok tersebut. Semakin banyaknya santri tentu semakin banyak donatur, dimana biaya tersebut dapat digunakan untuk membangun bangunan yang lebih lebar lagi untuk santri putri.
Pondok pesantren Al-Fatah menerapkan tiga pokok hal yang dipelajari dan ditekankan sebagai ciri khas mereka sebagai pondok pesantren yang baru. Pokok yang ditekanka tersebut meliputi kitab kuning dan tafidzul qur’an, pengasuhan yatim dan dhuafa, wira usaha. Tiga hal yang ditekankan tersebut memang berbeda pada pondok pesantren pada umumnya yang kebanyakan menekankan pada santrinya sendiri untuk menjadi anak berakhlak nurkharimah.
Pondok pesantren Al-Fatah juga mnampung para santri dari kalangan yatim piatu dan dhu’afa tanpa ada biaya pungutan sepeserpun. Mengingat bahwa tujuan pendirian pondok tersebut semata-mata untuk memiliki generasi umat yang terdidik serta berakhlak nurkharimah sesuai kemampuan mereka masing-masing. Selain itu, sanri putri juga mengabdikan diri pada masyarakat dengan cra mengajar para orang tua yang belum bisa membaca huruf hijayah. Para santri disana tidak memungut biaya sekecil pun pada orang tua yang ingin belajar. Alasan yang mendasari mereka berbuat seperti itu bahwa mereka hanya ingin mengamalkan ilmu yang telah diberikan oleh ustadz/ustadzah kepada masyarakat secara langsung.
Itulah daftar Pondok Pesantren Terbaik dan Terkenal di Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah.
Belum ada Komentar untuk "4 Pondok Pesantren Terbaik, Terbesar Di Wonogiri Jawa Tengah"
Posting Komentar