Nelayan Asal Situbondo Meninggal Saat Berada di Tengah Laut
Minggu, 22 Desember 2019
Tambah Komentar
SITUBONDO JATIM - Nasib malang dialami nelayan Situbondo. Abdurahman (55) mendadak pingsan di tengah laut, saat bermaksud mencari ikan di perairan Kecamatan Banyuputih. Ironisnya, nelayan asal Desa Sumberanyar Kecamatan Banyuputih itu tak sadarkan diri, tak lama setelah mematikan mesin perahunya dan bersiap menebar jaring ikan.
Tak pelak, selama korban tak sadarkan diri, perahu bernama 'Dahlia' yang ditumpangi terombang-ambing di tengah laut. Adik korban bernama M Salahudin yang di atas perahu sontak kebingungan.
Pria 20 tahun itu mengalami keterbatasan fisik, hingga tak bisa menyalakan mesin perahu.
Beruntung, setelah sekitar 4 jam terombang-ambing, ada perahu nelayan asal Kecamatan Jangkar melintas.
Perahu korban pun dibantu ditarik ke daratan. Namun, saat itu kondisi Abdurrahman diketahui sudah tidak bernyawa. Korban diduga kelelahan dan kedinginan akibat diguyur hujan selama di tengah laut.
"Menurut keterangan keluarganya korban juga memiliki riwayat penyakit hipertensi atau darah tinggi. Tadi pagi jenazahnya sudah dikebumikan," kata Puriyono, Koordinator Pusdalops BPBD Situbondo, Minggu (22/12/2019).
Keterangan yang kami peroleh menyebutkan, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Abdurahman sengaja bertolak ke tengah laut sekitar pukul 14.00 Wib Sabtu (21/12). Dia bersama adiknya, M Salahudin, menumpang perahu motor Dahlia ke tengah laut.
Sekitar pukul 16.00 WIB, korban tiba di lokasi yang dituju yang berjarak sekitar 2,5 mil dari bibir pantai.
Seketika itu, Abdurahman mematikan mesin perahunya dan bersiap menebar jaring ikan yang dibawanya. Namun sayang, sebelum jaring ditebar tiba-tiba korban mengeluh pusing. Bahkan, tak lama korban langsung pingsan.
Melihat itu, sang adik seketika jadi panik. Apalagi dia tidak bisa menyalakan mesin perahu karena keterbatasan fisik.
Dalam keadaan mesin mati itulah, perahu yang ditumpangi pun seketika terombang-ambing di tengah laut. Selama panik, Salahudin sempat menghubungi kerabatnya yang ada di daratan.
Beruntung sekitar pukul 21.00 WIB, ada perahu motor nelayan asal Kecamatan Jangkar melintas. Salahudin pun bergegas meminta tolong, hingga perahunya langsung ditarik ke pinggir laut di Kecamatan Jangkar.
Namum, saat itu Abdurahman sudah tidak bernyawa. Jenazah korban langsung dievakuasi ke Puskesmas Jangkar.
"Adik korban tidak bisa menyalakan mesin karena mengalami keterbatasan fisik. Menyalakan mesinnya harus pakai selenger. Jadi sempat terombang-ambing selama mesin perahunya mati," papar Puriyono.
Tak pelak, selama korban tak sadarkan diri, perahu bernama 'Dahlia' yang ditumpangi terombang-ambing di tengah laut. Adik korban bernama M Salahudin yang di atas perahu sontak kebingungan.
Pria 20 tahun itu mengalami keterbatasan fisik, hingga tak bisa menyalakan mesin perahu.
Beruntung, setelah sekitar 4 jam terombang-ambing, ada perahu nelayan asal Kecamatan Jangkar melintas.
Perahu korban pun dibantu ditarik ke daratan. Namun, saat itu kondisi Abdurrahman diketahui sudah tidak bernyawa. Korban diduga kelelahan dan kedinginan akibat diguyur hujan selama di tengah laut.
"Menurut keterangan keluarganya korban juga memiliki riwayat penyakit hipertensi atau darah tinggi. Tadi pagi jenazahnya sudah dikebumikan," kata Puriyono, Koordinator Pusdalops BPBD Situbondo, Minggu (22/12/2019).
Keterangan yang kami peroleh menyebutkan, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Abdurahman sengaja bertolak ke tengah laut sekitar pukul 14.00 Wib Sabtu (21/12). Dia bersama adiknya, M Salahudin, menumpang perahu motor Dahlia ke tengah laut.
Sekitar pukul 16.00 WIB, korban tiba di lokasi yang dituju yang berjarak sekitar 2,5 mil dari bibir pantai.
Seketika itu, Abdurahman mematikan mesin perahunya dan bersiap menebar jaring ikan yang dibawanya. Namun sayang, sebelum jaring ditebar tiba-tiba korban mengeluh pusing. Bahkan, tak lama korban langsung pingsan.
Melihat itu, sang adik seketika jadi panik. Apalagi dia tidak bisa menyalakan mesin perahu karena keterbatasan fisik.
Dalam keadaan mesin mati itulah, perahu yang ditumpangi pun seketika terombang-ambing di tengah laut. Selama panik, Salahudin sempat menghubungi kerabatnya yang ada di daratan.
Beruntung sekitar pukul 21.00 WIB, ada perahu motor nelayan asal Kecamatan Jangkar melintas. Salahudin pun bergegas meminta tolong, hingga perahunya langsung ditarik ke pinggir laut di Kecamatan Jangkar.
Namum, saat itu Abdurahman sudah tidak bernyawa. Jenazah korban langsung dievakuasi ke Puskesmas Jangkar.
"Adik korban tidak bisa menyalakan mesin karena mengalami keterbatasan fisik. Menyalakan mesinnya harus pakai selenger. Jadi sempat terombang-ambing selama mesin perahunya mati," papar Puriyono.
Belum ada Komentar untuk "Nelayan Asal Situbondo Meninggal Saat Berada di Tengah Laut"
Posting Komentar