Tiga Kandidat Pilbup 2020 yang Ingin Blitar Maju
Selasa, 24 Desember 2019
Tambah Komentar
BLITAR JATIM - Tiga Kandidat milenial Kabupaten Blitar mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati melalui Partai Golkar. Dua di antaranya yakni aktivis antikorupsi Mohammad Trijanto dan Ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Blitar, Abdul Aziz.
Selain mereka berdua, juga muncul nama Bagus Niko yang berlatar belakang seorang pengusaha muda. Sementara tiga nama lainnya belum dipublikasikan.
Sampai penjaringan ditutup Partai Golkar pada 19 Desember 2019, ada enam nama yang mengembalikan formulir bacabup Blitar untuk Pilbup 2020 mendatang.
"Sejak dibuka pendaftaran penjaringan pada tanggal 20 Nopember 2019, ada enam orang yang mengambil dan Alhamdulillah semuanya sudah mengembalikan. Tiga dari kalangan milenial, yang tiga lainnya mohon maaf yang bersangkutan minta dirahasiakan," kata Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Blitar, Edi Muklison saat dikonfirmasi, Senin (23/12/2019).
Penjaringan ini, lanjutnya, sesuai petunjuk pelaksana no 6 tahun 2016 oleh Partai Golkar. Mohammad Trijanto dan Abdul Aziz mengembalikan formulir itu disertai beberapa relawan pada Rabu (19/12) malam. Disusul Niko Bagus, pengusaha muda berusia 27 tahun yang melengkapi berkas pada Kamis (20/12).
Jika partai lain seperti PDIP memprioritaskan rekomendasi pada kadernya, tidak demikian dengan Partai Golkar. Partai berlambang beringin ini mempunyai parameter berdasarkan hasil survei.
"Kader Ok. Namun kita tidak boleh melupakan arah elektabilitas itu seperti apa. Lembaga survei itu direkomendasikan oleh Partai Golkar. Saya berharap para calon yang telah mendaftarkan melakukan sosialisasi untuk meningkatkan elektabilitasnya," imbuhnya.
Soal koalisi, Edi menyatakan semua berkembang sesuai kepentingan bersama. Dengan perolehan kursi 3 dari 50 kursi di lembaga legislatif, tentu Golkar harus berkoalisi dengan parpol yang lain. Sampai saat ini, komunikasi politik dan konsolidasi secara intensif dilakukan oleh semua partai politik yang ada.
"Politik itu kepentingan ya. Pada titik tertentu punya kesamaan pandangan dan persepsi, tentu tidak sulit untuk menyatu. Termasuk salah satu tugas bakal calon juga, menjalin komunikasi dengan partai lain, sampai memungkinkan memberangkatkan calon itu," imbuhnya.
Edi menilai, dari banyaknya nama yang mendaftar lewat partainya, akan ada perubahan peta politik dalam Pilbup 2020 mendatang. Pada Pilbup 2015 tidak ada satupun yang menandingi paslon Rijanto-Marhaenis yang diusung PDIP dan parpol tidak melahirkan bacalon sama sekali.
"Namun untuk Pilbup 2020 mendatang, saya pastikan incumbent akan mendapat lawan yang seimbang," lanjutnya.
Dikonfirmasi soal pendaftaran cabup lewat Partai Golkar, Abdul Aziz membenarkannya. Dia mengambil dan mengembalikan formulir pendaftaran pada detik-detik terakhir penutupan penjaringan. Selain lewat Golkar, Aziz juga mendaftar melalui Partai Gerindra, Demokrat, PPP dan selanjutnya akan mendaftar melalui PKB.
"Saya optimis menang. Track record saya jelas dan sudah dirasakan oleh masyarakat. Terutama dalam pengembangan kewirausahaan, kegiatan ekonomi kreatif sampai membuka jalan ekspor hasil UMKM Blitar," pungkasnya.
Selain mereka berdua, juga muncul nama Bagus Niko yang berlatar belakang seorang pengusaha muda. Sementara tiga nama lainnya belum dipublikasikan.
Sampai penjaringan ditutup Partai Golkar pada 19 Desember 2019, ada enam nama yang mengembalikan formulir bacabup Blitar untuk Pilbup 2020 mendatang.
"Sejak dibuka pendaftaran penjaringan pada tanggal 20 Nopember 2019, ada enam orang yang mengambil dan Alhamdulillah semuanya sudah mengembalikan. Tiga dari kalangan milenial, yang tiga lainnya mohon maaf yang bersangkutan minta dirahasiakan," kata Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Blitar, Edi Muklison saat dikonfirmasi, Senin (23/12/2019).
Penjaringan ini, lanjutnya, sesuai petunjuk pelaksana no 6 tahun 2016 oleh Partai Golkar. Mohammad Trijanto dan Abdul Aziz mengembalikan formulir itu disertai beberapa relawan pada Rabu (19/12) malam. Disusul Niko Bagus, pengusaha muda berusia 27 tahun yang melengkapi berkas pada Kamis (20/12).
Jika partai lain seperti PDIP memprioritaskan rekomendasi pada kadernya, tidak demikian dengan Partai Golkar. Partai berlambang beringin ini mempunyai parameter berdasarkan hasil survei.
"Kader Ok. Namun kita tidak boleh melupakan arah elektabilitas itu seperti apa. Lembaga survei itu direkomendasikan oleh Partai Golkar. Saya berharap para calon yang telah mendaftarkan melakukan sosialisasi untuk meningkatkan elektabilitasnya," imbuhnya.
Soal koalisi, Edi menyatakan semua berkembang sesuai kepentingan bersama. Dengan perolehan kursi 3 dari 50 kursi di lembaga legislatif, tentu Golkar harus berkoalisi dengan parpol yang lain. Sampai saat ini, komunikasi politik dan konsolidasi secara intensif dilakukan oleh semua partai politik yang ada.
"Politik itu kepentingan ya. Pada titik tertentu punya kesamaan pandangan dan persepsi, tentu tidak sulit untuk menyatu. Termasuk salah satu tugas bakal calon juga, menjalin komunikasi dengan partai lain, sampai memungkinkan memberangkatkan calon itu," imbuhnya.
Edi menilai, dari banyaknya nama yang mendaftar lewat partainya, akan ada perubahan peta politik dalam Pilbup 2020 mendatang. Pada Pilbup 2015 tidak ada satupun yang menandingi paslon Rijanto-Marhaenis yang diusung PDIP dan parpol tidak melahirkan bacalon sama sekali.
"Namun untuk Pilbup 2020 mendatang, saya pastikan incumbent akan mendapat lawan yang seimbang," lanjutnya.
Dikonfirmasi soal pendaftaran cabup lewat Partai Golkar, Abdul Aziz membenarkannya. Dia mengambil dan mengembalikan formulir pendaftaran pada detik-detik terakhir penutupan penjaringan. Selain lewat Golkar, Aziz juga mendaftar melalui Partai Gerindra, Demokrat, PPP dan selanjutnya akan mendaftar melalui PKB.
"Saya optimis menang. Track record saya jelas dan sudah dirasakan oleh masyarakat. Terutama dalam pengembangan kewirausahaan, kegiatan ekonomi kreatif sampai membuka jalan ekspor hasil UMKM Blitar," pungkasnya.
Belum ada Komentar untuk "Tiga Kandidat Pilbup 2020 yang Ingin Blitar Maju"
Posting Komentar