10 Tahun Tak Bertemu Keluarga, Akhirnya TKW Lumpuh Asal Blitar Pulang Dengan Selamat
Rabu, 15 Januari 2020
Tambah Komentar
BLITAR JATIM - Anik Widayati, TKW yang lumpuh di Arab Saudi akhirnya bisa pulang ke kampung halamannya.
Perjalanan panjang selama bekerja di negeri orang, membuat warga Desa Maron Kecamatan Srengat, Blitar, itu kapok untuk kembali buruh migrant.
Pak Dul yang memposting kondisi Anik di Riyadh mengabarkan kepada wartawan, jika Anik dipulangkan oleh KBRI Riyadh tanggal 8 Januari 2020.
Dengan membawa paspor no XD997726, Anik masuk melalui Bandara Soekarno Hatta Tangerang pada 10 Januari 2020.
Karena kondisinya lemah, Anik yang didampingi petugas BNP2TKI kemudian dimasukkan ke RS Polri Kramat Jati.
Selama dirawat di RS Polri, Migrant Care melakukan pendampingan dan berusaha menghubungi sang suami, Moh Zamburi.
Koordinator Bantuan Hukum Migrant Care P Nurharsono mengabarkan tanggal 11 Januari 2020 dia menjemput Zamburi di Stasiun Senen untuk menemani istrinya selama dirawat di Jakarta.
"Alhamdulillah mereka bisa kembali berkumpul setelah 10 tahun tak bertemu," tulis Nurharsono.
Setelah dirawat selama lima hari, akhirnya Anik dibawa pulang sang suami ke Blitar dengan kereta api. Kepala Disnakertrans Pemkab Blitar yang mendengar kabar kepulangan Anik, menjemput langsung di Stasiun Blitar tadi pukul 03.55 WIB.
"Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak, sampai kami bisa menjemput warga kami dan mengantarnya sampai ke rumah. Selanjutnya, kami akan koordinasikan dengan dispenduk untuk mengurus KTP Bu Anik, sekaligus mengurus KIS supaya dapat penanganan medis secara layak," kata Kepala Disnakertrans Pemkab Blitar, Haris Susianto, Rabu (15/01/2020).
Kondisi Anik belum sepenuhnya pulih dari kelumpuhan. Bagian pinggang dan kedua pahanya sering dirasakan sakit luar biasa.
Anik membutuhkan penanganan medis yang rasional, selain batuk rejan yang dideritanya sejak 1,5 bulan yang lalu.
Haris mengimbau, agar kejadian seperti ini tak terjadi lagi pada warga Kabupaten Blitar lainnya. Apalagi Anik berangkat ke Arab Saudi dengan status buruh migrant ilegal.
Pemerintah sebenarnya telah mengakhiri moratorium BMI ke Timur Tengah, namun hanya melalui satu kanal atau jalur resmi.
"Saya imbau bagi warga Kabupaten Blitar yang ingin kerja ke luar negeri, pakailah prosedur resmi biar aman, nyaman dan selamat kembali ke keluarga. Cari informasi yang benar di disnaker biar tidak salah arah dan tujuan," tandas Haris.
Kedatangan Anik ke rumah, disambut riang ketiga anaknya. Wanita 41 tahun itu tak bisa menyembunyikan kebahagiannya bisa berkumpul lagi dengan anak-anaknya. Walaupun ketika baru sampai Indonesia uang saku urunan dari beberapa buruh migrant Riyadh diambil separuh oleh oknum staf BNP2TKI, namun Anik sangat bersyukur bisa pulang dengan selamat.
"Alhamdulillah senang sekali saya. Maksud saya kerja jauh biar anak-anak tetap bisa sekolah. Tapi takdir saya lain. Sudah saya kapok balik ke sana lagi," pungkasnya.
Perjalanan panjang selama bekerja di negeri orang, membuat warga Desa Maron Kecamatan Srengat, Blitar, itu kapok untuk kembali buruh migrant.
Pak Dul yang memposting kondisi Anik di Riyadh mengabarkan kepada wartawan, jika Anik dipulangkan oleh KBRI Riyadh tanggal 8 Januari 2020.
Dengan membawa paspor no XD997726, Anik masuk melalui Bandara Soekarno Hatta Tangerang pada 10 Januari 2020.
Karena kondisinya lemah, Anik yang didampingi petugas BNP2TKI kemudian dimasukkan ke RS Polri Kramat Jati.
Selama dirawat di RS Polri, Migrant Care melakukan pendampingan dan berusaha menghubungi sang suami, Moh Zamburi.
Koordinator Bantuan Hukum Migrant Care P Nurharsono mengabarkan tanggal 11 Januari 2020 dia menjemput Zamburi di Stasiun Senen untuk menemani istrinya selama dirawat di Jakarta.
"Alhamdulillah mereka bisa kembali berkumpul setelah 10 tahun tak bertemu," tulis Nurharsono.
Setelah dirawat selama lima hari, akhirnya Anik dibawa pulang sang suami ke Blitar dengan kereta api. Kepala Disnakertrans Pemkab Blitar yang mendengar kabar kepulangan Anik, menjemput langsung di Stasiun Blitar tadi pukul 03.55 WIB.
"Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak, sampai kami bisa menjemput warga kami dan mengantarnya sampai ke rumah. Selanjutnya, kami akan koordinasikan dengan dispenduk untuk mengurus KTP Bu Anik, sekaligus mengurus KIS supaya dapat penanganan medis secara layak," kata Kepala Disnakertrans Pemkab Blitar, Haris Susianto, Rabu (15/01/2020).
Kondisi Anik belum sepenuhnya pulih dari kelumpuhan. Bagian pinggang dan kedua pahanya sering dirasakan sakit luar biasa.
Anik membutuhkan penanganan medis yang rasional, selain batuk rejan yang dideritanya sejak 1,5 bulan yang lalu.
Haris mengimbau, agar kejadian seperti ini tak terjadi lagi pada warga Kabupaten Blitar lainnya. Apalagi Anik berangkat ke Arab Saudi dengan status buruh migrant ilegal.
Pemerintah sebenarnya telah mengakhiri moratorium BMI ke Timur Tengah, namun hanya melalui satu kanal atau jalur resmi.
"Saya imbau bagi warga Kabupaten Blitar yang ingin kerja ke luar negeri, pakailah prosedur resmi biar aman, nyaman dan selamat kembali ke keluarga. Cari informasi yang benar di disnaker biar tidak salah arah dan tujuan," tandas Haris.
Kedatangan Anik ke rumah, disambut riang ketiga anaknya. Wanita 41 tahun itu tak bisa menyembunyikan kebahagiannya bisa berkumpul lagi dengan anak-anaknya. Walaupun ketika baru sampai Indonesia uang saku urunan dari beberapa buruh migrant Riyadh diambil separuh oleh oknum staf BNP2TKI, namun Anik sangat bersyukur bisa pulang dengan selamat.
"Alhamdulillah senang sekali saya. Maksud saya kerja jauh biar anak-anak tetap bisa sekolah. Tapi takdir saya lain. Sudah saya kapok balik ke sana lagi," pungkasnya.
Belum ada Komentar untuk "10 Tahun Tak Bertemu Keluarga, Akhirnya TKW Lumpuh Asal Blitar Pulang Dengan Selamat"
Posting Komentar