Sadis, Ibu Dikatain Pelacur Seorang Pria Di Malang Bunuh Istrinya
Sabtu, 04 April 2020
Tambah Komentar
MALANG JATIM - Seorang pria bernama Agus Widodo (46) telah tega membunuh istrinya sendiri, Suliani (40). Perbuatan pelaku dilatarbelakangi kekesalan terhadap korban yang mengatakan ibu pelaku adalah pelacur.
Motif ini terbongkar setelah polisi mengungkap siapa pembunuh Suliani yang jasadnya ditemukan di sebuah ladang pohon sengon, Desa Jambangan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jumat (3/4/2020), pagi.
"Saya kesal, setelah istri saya (korban) mengatakan ibu saya pelacur. Kemudian saya punya niat untuk membunuhnya," ucap Agus saat dihadirkan pada konferensi pers yang disiarkan melalui channel youtube Polres Malang Official, Sabtu (4/4/2020).
Agus yang sudah memendam kekesalan itu akhirnya terdorong untuk menghabisi nyawa istrinya. Agar tidak dicurigai, pelaku berpura-pura mengajak korban mendatangi orang pintar (dukun) untuk meminta bantuan penjualan tanah mereka.
Dengan mengendarai motor, pelaku mengajak korban menuju lokasi kejadian. Mereka berangkat dari tempat tinggalnya di Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, pada malam sebelum korban ditemukan meninggal dunia.
"Ketika sampai di TKP, pelaku berpura-pura buang air kecil. Kemudian menemukan sepotong kayu sengon dan langsung memukulkan ke arah kepala korban sebanyak dua kali. Saat korban roboh, pelaku mencekik leher korban hingga meninggal," terang Kapolres Malang AKBP Hendri Umar terpisah.
Tidak ingin perbuatannya terbongkar, pelaku menyeret tubuh korban menjauhi jalan setapak hingga sejauh kurang lebih 30 meter.
"Jasad korban kemudian diletakkan di bawah tanaman tebu dan ditutup dengan jaket dan kemudian ditinggalkan oleh pelaku," beber Hendri.
Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman diatas 15 tahun penjara.
Seperti diberitakan, seorang perempuan ditemukan telah menjadi mayat di ladang sengon Desa Jambangan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Perempuan tersebut diduga merupakan korban pembunuhan.
Korban adalah Suliani (40), yang merupakan warga Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.
Motif ini terbongkar setelah polisi mengungkap siapa pembunuh Suliani yang jasadnya ditemukan di sebuah ladang pohon sengon, Desa Jambangan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jumat (3/4/2020), pagi.
"Saya kesal, setelah istri saya (korban) mengatakan ibu saya pelacur. Kemudian saya punya niat untuk membunuhnya," ucap Agus saat dihadirkan pada konferensi pers yang disiarkan melalui channel youtube Polres Malang Official, Sabtu (4/4/2020).
Agus yang sudah memendam kekesalan itu akhirnya terdorong untuk menghabisi nyawa istrinya. Agar tidak dicurigai, pelaku berpura-pura mengajak korban mendatangi orang pintar (dukun) untuk meminta bantuan penjualan tanah mereka.
Dengan mengendarai motor, pelaku mengajak korban menuju lokasi kejadian. Mereka berangkat dari tempat tinggalnya di Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, pada malam sebelum korban ditemukan meninggal dunia.
"Ketika sampai di TKP, pelaku berpura-pura buang air kecil. Kemudian menemukan sepotong kayu sengon dan langsung memukulkan ke arah kepala korban sebanyak dua kali. Saat korban roboh, pelaku mencekik leher korban hingga meninggal," terang Kapolres Malang AKBP Hendri Umar terpisah.
Tidak ingin perbuatannya terbongkar, pelaku menyeret tubuh korban menjauhi jalan setapak hingga sejauh kurang lebih 30 meter.
"Jasad korban kemudian diletakkan di bawah tanaman tebu dan ditutup dengan jaket dan kemudian ditinggalkan oleh pelaku," beber Hendri.
Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman diatas 15 tahun penjara.
Seperti diberitakan, seorang perempuan ditemukan telah menjadi mayat di ladang sengon Desa Jambangan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Perempuan tersebut diduga merupakan korban pembunuhan.
Korban adalah Suliani (40), yang merupakan warga Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.
Belum ada Komentar untuk "Sadis, Ibu Dikatain Pelacur Seorang Pria Di Malang Bunuh Istrinya"
Posting Komentar