Wabah Corona. Tukang Tambal Ban di Klaten Jual Motornya
Jumat, 24 April 2020
Tambah Komentar
Sejak virus Corona mewabah lalu lintas menjadi sepi, dan banyak warga yang beraktivitas di rumah. Hal ini juga berdampak pada usaha tambal ban di Klaten yang kini sepi.
"Sebelum ada Corona sehari kerja cari uang Rp 150.000 bisa. Sekarang dapat Rp 50 (ribu) saja belum tentu, kemarin sehari sampai malam cuma dapat Rp 12.000," kata pemilik tambal ban di Jalan Yogya-Solo, Nuryanto di Desa Kraguman, Kecamatan Jogonalan pada Jumat (24/4/2020).
Nuryanto menuturkan sejak kewaspadaan wabah Corona jumlah kendaraan yang melintas di depan rumahnya menjadi berkurang. Padahal akses jalan tersebut sering dilalui truk angkutan batu dan pasir yang kerap mampir untuk jasa tambah angin atau tambal ban.
"Sebelumnya untuk nambal saja sehari 12-15 kendaraan bisa. Sekarang cari lima kendaraan saja sudah," terang Nuryanto.
Dia mengatakan sepinya kendaraan yang melintas karena banyak warga yang tidak keluar rumah. Truk angkutan pasir juga sepi karena proyek mandek.
"Kalau proyek pembangunan berhenti, truk pasir otomatis juga nganggur. Jadi kalau malam di atas jam 20.00 WIB jalan bisa buat main bola," ucap Nuryanto.
Meski sepi, dia mengaku tidak bakal menutup usahanya. Nuryanto juga memilih menjual sepeda motornya yang dia pajang di depan kios tambal bannya.
"Mau ternak ayam, sekarang juga sedang sepi tidak ada orang punya hajat. Warung juga pada tutup," ujarnya.
"Sebelum ada Corona sehari kerja cari uang Rp 150.000 bisa. Sekarang dapat Rp 50 (ribu) saja belum tentu, kemarin sehari sampai malam cuma dapat Rp 12.000," kata pemilik tambal ban di Jalan Yogya-Solo, Nuryanto di Desa Kraguman, Kecamatan Jogonalan pada Jumat (24/4/2020).
Nuryanto menuturkan sejak kewaspadaan wabah Corona jumlah kendaraan yang melintas di depan rumahnya menjadi berkurang. Padahal akses jalan tersebut sering dilalui truk angkutan batu dan pasir yang kerap mampir untuk jasa tambah angin atau tambal ban.
"Sebelumnya untuk nambal saja sehari 12-15 kendaraan bisa. Sekarang cari lima kendaraan saja sudah," terang Nuryanto.
Dia mengatakan sepinya kendaraan yang melintas karena banyak warga yang tidak keluar rumah. Truk angkutan pasir juga sepi karena proyek mandek.
"Kalau proyek pembangunan berhenti, truk pasir otomatis juga nganggur. Jadi kalau malam di atas jam 20.00 WIB jalan bisa buat main bola," ucap Nuryanto.
Meski sepi, dia mengaku tidak bakal menutup usahanya. Nuryanto juga memilih menjual sepeda motornya yang dia pajang di depan kios tambal bannya.
"Mau ternak ayam, sekarang juga sedang sepi tidak ada orang punya hajat. Warung juga pada tutup," ujarnya.
Belum ada Komentar untuk "Wabah Corona. Tukang Tambal Ban di Klaten Jual Motornya"
Posting Komentar