remaja pembunuh tukang becak di Semarang akhirnya tertangkap
Jumat, 22 Mei 2020
Tambah Komentar
Pelaku pembunuhan terhadap tukang becak di teras ruko, Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Sekayu, Semarang Selatan, Kota Semarang akhirnya tertangkap setelah buron sekitar tujuh bulan.
Aksi pembunuhan ini ternyata dilakukan oleh empat orang.
Parahnya, dua pelaku di antaranya masih di bawah umur.
Mereka ditangkap di rumah masing-masing pada Kamis (21/5/2020) kemarin malam oleh Unit Resmob Satreskrim Polrestabes Semarang.
Empat orang pelaku tersebut adalah Yobel Hendrawan Herliyanto (19), DL (17), Nicko Limarga (19), dan ACS (17).
Yobel, DL, dan Nicko merupakan warga Gisikdrono, Semarang Barat.
Sedangkan ACS merupakan warga Panggung Lor, Semarang Utara.
"Ini kasus pembunuhan November 2019 lalu.
Mereka berempat melakukan pembunuhan terhadap seorang tukang becak.
Maksud dan tujuannya adalah mengambil uang milik korban yang tidak seberapa," kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Auliansyah Lubis saat di Mapolrestabes Semarang, Jumat (22/5/2020).
Kapolrestabes mengatakan, beberapa tersangka di antaranya ternyata masih pelajar SMA.
Dari keterangan para pelaku, kata Auliansyah, mereka membunuh karena dalam pengaruh miras.
Saat dalam pengaruh, mereka merampas uang milik tukang becak tersebut.
Parahnya, uang yang dirampas tak besar, yakni hanya Rp 7.500.
Namun naas, tukang becak tersebut dihabisi dengan dibenturkan kepalanya menggunakan cor tiang bendera.
Sebelum tertangkap, para pelaku ini ada yang di Semarang dan ada juga yang sempat kabur ke Pekanbaru.
Mereka tega membunuh dan merampas uang milik tukang becak yang tak sebarapa karena ingin membeli miras lagi," jelasnya.
Seperti diketahui, korban tukang becak tersebut adalah bernama Mitudin, berusia sekitaran 40 tahun.
Mitudin adalah warga Desa Kluwut, Bulakamba, Kabupaten Brebes.
Korban ditemukan tewas bersimbah darah di teras ruko, oleh warga sekitar, Jumat (8/11/2019) lalu sekitar pukul 06.00 WIB.
Saat ditemukan, terdapat luka bagian kepala bekas hantaman benda keras.
"Awalnya para tersangka ini sedang minum minuman keras, dan kemudian mencari uang untuk membeli minuman keras lagi dan Pil Koplo.
Karena memang dalam kondisi mabuk miras dan pil koplo, akhirnya melakukan aksi kejahatan dengan sasaran tukang becak ini," bebernya.
Sebelum tewas, korban sempat melakukan perlawanan terhadap para pelaku.
Karena perlawanan tidak seimbang, akhirnya korban kalah dan jatuh tersungkur bersimbah darah.
Namun korban belum meninggal.
"Kemudian para pelaku meninggalkan korban.
Setelah meninggalkan korban, kemudian mereka balik lagi dan memukul tukang becak dengan menggunakan cor tiang bendera.
Akhirnya, korban meninggal dunia," urai Auliansyah.
Sementara, salah satu pelaku, Yobel berdalih awalnya hanya menonton balap liar di Jalan Dr Cipto, Semarang Timur.
Kemudian, Yobel bersama teman-temannya berputar-putar untuk membeli minuman keras dan pil koplo.
Karena memang dalam kondisi mabuk miras dan pil koplo, akhirnya melakukan aksi kejahatan dengan sasaran tukang becak ini," bebernya.
Sebelum tewas, korban sempat melakukan perlawanan terhadap para pelaku.
Karena perlawanan tidak seimbang, akhirnya korban kalah dan jatuh tersungkur bersimbah darah.
Namun korban belum meninggal.
"Kemudian para pelaku meninggalkan korban.
Setelah meninggalkan korban, kemudian mereka balik lagi dan memukul tukang becak dengan menggunakan cor tiang bendera.
Akhirnya, korban meninggal dunia," urai Auliansyah.
Sementara, salah satu pelaku, Yobel berdalih awalnya hanya menonton balap liar di Jalan Dr Cipto, Semarang Timur.
Kemudian, Yobel bersama teman-temannya berputar-putar untuk membeli minuman keras dan pil koplo.
Ketika melintas di lokasi tersebut, mereka terpintas untuk melakukan aksi kejahatan dengan merampas harta milik tukang becak tersebut.
Karena tanpa kendali, mereka pun hingga tega membunuh korban.
"Ambil duitnya untuk beli obat sama minum.
Setelah saya pukul pakai tangan, dia (korban) ngelawan.
Waktu itu kami ada empat orang.
Lalu saya pergi terus kembali lagi.
Saya dendam, waktu itu lagi pipis disekitaran situ terus diusir, kemudian saya pukul pakai itu (cor tiang bendera)," ungkapnya.
Aksi pembunuhan ini ternyata dilakukan oleh empat orang.
Parahnya, dua pelaku di antaranya masih di bawah umur.
Mereka ditangkap di rumah masing-masing pada Kamis (21/5/2020) kemarin malam oleh Unit Resmob Satreskrim Polrestabes Semarang.
Empat orang pelaku tersebut adalah Yobel Hendrawan Herliyanto (19), DL (17), Nicko Limarga (19), dan ACS (17).
Yobel, DL, dan Nicko merupakan warga Gisikdrono, Semarang Barat.
Sedangkan ACS merupakan warga Panggung Lor, Semarang Utara.
"Ini kasus pembunuhan November 2019 lalu.
Mereka berempat melakukan pembunuhan terhadap seorang tukang becak.
Maksud dan tujuannya adalah mengambil uang milik korban yang tidak seberapa," kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Auliansyah Lubis saat di Mapolrestabes Semarang, Jumat (22/5/2020).
Kapolrestabes mengatakan, beberapa tersangka di antaranya ternyata masih pelajar SMA.
Dari keterangan para pelaku, kata Auliansyah, mereka membunuh karena dalam pengaruh miras.
Saat dalam pengaruh, mereka merampas uang milik tukang becak tersebut.
Parahnya, uang yang dirampas tak besar, yakni hanya Rp 7.500.
Namun naas, tukang becak tersebut dihabisi dengan dibenturkan kepalanya menggunakan cor tiang bendera.
Sebelum tertangkap, para pelaku ini ada yang di Semarang dan ada juga yang sempat kabur ke Pekanbaru.
Mereka tega membunuh dan merampas uang milik tukang becak yang tak sebarapa karena ingin membeli miras lagi," jelasnya.
Seperti diketahui, korban tukang becak tersebut adalah bernama Mitudin, berusia sekitaran 40 tahun.
Mitudin adalah warga Desa Kluwut, Bulakamba, Kabupaten Brebes.
Korban ditemukan tewas bersimbah darah di teras ruko, oleh warga sekitar, Jumat (8/11/2019) lalu sekitar pukul 06.00 WIB.
Saat ditemukan, terdapat luka bagian kepala bekas hantaman benda keras.
"Awalnya para tersangka ini sedang minum minuman keras, dan kemudian mencari uang untuk membeli minuman keras lagi dan Pil Koplo.
Karena memang dalam kondisi mabuk miras dan pil koplo, akhirnya melakukan aksi kejahatan dengan sasaran tukang becak ini," bebernya.
Sebelum tewas, korban sempat melakukan perlawanan terhadap para pelaku.
Karena perlawanan tidak seimbang, akhirnya korban kalah dan jatuh tersungkur bersimbah darah.
Namun korban belum meninggal.
"Kemudian para pelaku meninggalkan korban.
Setelah meninggalkan korban, kemudian mereka balik lagi dan memukul tukang becak dengan menggunakan cor tiang bendera.
Akhirnya, korban meninggal dunia," urai Auliansyah.
Sementara, salah satu pelaku, Yobel berdalih awalnya hanya menonton balap liar di Jalan Dr Cipto, Semarang Timur.
Kemudian, Yobel bersama teman-temannya berputar-putar untuk membeli minuman keras dan pil koplo.
Karena memang dalam kondisi mabuk miras dan pil koplo, akhirnya melakukan aksi kejahatan dengan sasaran tukang becak ini," bebernya.
Sebelum tewas, korban sempat melakukan perlawanan terhadap para pelaku.
Karena perlawanan tidak seimbang, akhirnya korban kalah dan jatuh tersungkur bersimbah darah.
Namun korban belum meninggal.
"Kemudian para pelaku meninggalkan korban.
Setelah meninggalkan korban, kemudian mereka balik lagi dan memukul tukang becak dengan menggunakan cor tiang bendera.
Akhirnya, korban meninggal dunia," urai Auliansyah.
Sementara, salah satu pelaku, Yobel berdalih awalnya hanya menonton balap liar di Jalan Dr Cipto, Semarang Timur.
Kemudian, Yobel bersama teman-temannya berputar-putar untuk membeli minuman keras dan pil koplo.
Ketika melintas di lokasi tersebut, mereka terpintas untuk melakukan aksi kejahatan dengan merampas harta milik tukang becak tersebut.
Karena tanpa kendali, mereka pun hingga tega membunuh korban.
"Ambil duitnya untuk beli obat sama minum.
Setelah saya pukul pakai tangan, dia (korban) ngelawan.
Waktu itu kami ada empat orang.
Lalu saya pergi terus kembali lagi.
Saya dendam, waktu itu lagi pipis disekitaran situ terus diusir, kemudian saya pukul pakai itu (cor tiang bendera)," ungkapnya.
Belum ada Komentar untuk "remaja pembunuh tukang becak di Semarang akhirnya tertangkap"
Posting Komentar