Kabar Duka, Dokter Perawat Pasien Positif Corona Di Blitar Meninggal Dunia
Jumat, 10 Juli 2020
Tambah Komentar
BLITAR JATIM - Kabar duka datang dari Blitar, seorang dokter yang merawat pasien Corona di Kabupaten Blitar meninggal dunia sore tadi. Dan paparan COVID-19 dari kliniknya, menimbulkan klaster baru yang menularkan ke 12 orang lainnya.
Dokter yang meninggal pukul 13.27 WIB itu bernama dr Pepriyanto Nugroho (51). Almarhum pemilik klinik swasta di Desa Babadan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. Dokter Nugroho meninggal setelah dirawat sejak 26 Juni di rumah sakit swasta di Kota Malang.
"Iya benar. Tadi pukul 13.27 WIB kami mendapat kabar jika dokter Nugroho meninggal. Jenazah dimakamkan dengan protap Corona hari ini di TPU Babadan, Wlingi," kata Jubir Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Blitar, Krisna Yekti dikonfirmasi wartawan, Jumat (10/7/2020).
Dari tracing Dinkes Pemkab Blitar, dokter Nugroho awalnya menerima pasien wanita (65), warga Desa Butun Kecamatan Gandusari, di kliniknya. Pasien saat itu dirawat di klinik karena gula darahnya tinggi. Setelah dirawat selama tiga hari, pasien dipulangkan. Namun hanya berselang sehari, pasien mengeluhkan sesak dan dirujuk ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dengan status PDP.
Pasien kemudian meninggal dan hasil tes swabnya ternyata positif terinfeksi virus Corona. Dari tracing pasien yang meninggal itu, diterima laporan tiga anak pasien juga positif Corona. Kemudian dokter Nugroho yang awal merawatnya juga positif dan menulari anak, istri serta pembantunya.
"Saya menyebutnya ini awal klaster Surabaya, karena ternyata pasien dokter Nugroho yang meninggal itu selama ini tinggal di Surabaya, dan baru pulang ke Blitar beberapa hari saja," jelasnya.
Bersamaan dengan hasil tes swab dokter Nugroho, seorang perawat wanita di IGD RSUD Ngudi Waluyo juga terkonfirmasi positif Corona. Perawat warga Kelurahan Rembang Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar ini menulari bapaknya dan dua anak perempuan berusia 9 tahun.
"Hari ini kami dapat laporan lagi, jika seorang wanita (26) warga Pagergunung pasien dokter Nugroho yang lain juga terinfeksi virus Corona. Ditambah lagi, perawat wanita (43) di rumah sakit swasta di Malang ikut terpapar Corona, warga Kecamatan Selorejo. Tapi yang kerja di rumkit swasta ini tidak masuk Klaster Surabaya, karena memang di sana banyak yang positif juga," ungkapnya.
Krisna menyebut, pasien positif Corona dari klaster Surabaya ini total sebanyak 13 orang.
Sementara Kabid Yankes Dinkes Kabupaten Blitar Christine Indrawaty mengimbau semua layanan kesehatan bisa mengevaluasi kembali dari kasus ini. Baik mulai dari level klinik, puskesmas, rumah sakit swasta maupun negeri untuk disiplin menggunakan APD dan tidak lupa menanyakan riwayat bepergian semua pasien yang datang.
"Ini sebagai bahan evaluasi juga ketika layanan kesehatan menerima pasien. Karena tidak semua pasien yang datang jujur dan ada gejala klinis seperti batuk, demam dan sesak. Sehingga jangan sampai lupa menanyakan, mereka baru bepergian dari mana. Dan jangan lupa selalu menggunakan APD ketika menerima pasien," pungkasnya.
Sumber rujukan : m.detik.com
Dokter yang meninggal pukul 13.27 WIB itu bernama dr Pepriyanto Nugroho (51). Almarhum pemilik klinik swasta di Desa Babadan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. Dokter Nugroho meninggal setelah dirawat sejak 26 Juni di rumah sakit swasta di Kota Malang.
"Iya benar. Tadi pukul 13.27 WIB kami mendapat kabar jika dokter Nugroho meninggal. Jenazah dimakamkan dengan protap Corona hari ini di TPU Babadan, Wlingi," kata Jubir Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Blitar, Krisna Yekti dikonfirmasi wartawan, Jumat (10/7/2020).
Dari tracing Dinkes Pemkab Blitar, dokter Nugroho awalnya menerima pasien wanita (65), warga Desa Butun Kecamatan Gandusari, di kliniknya. Pasien saat itu dirawat di klinik karena gula darahnya tinggi. Setelah dirawat selama tiga hari, pasien dipulangkan. Namun hanya berselang sehari, pasien mengeluhkan sesak dan dirujuk ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dengan status PDP.
Pasien kemudian meninggal dan hasil tes swabnya ternyata positif terinfeksi virus Corona. Dari tracing pasien yang meninggal itu, diterima laporan tiga anak pasien juga positif Corona. Kemudian dokter Nugroho yang awal merawatnya juga positif dan menulari anak, istri serta pembantunya.
"Saya menyebutnya ini awal klaster Surabaya, karena ternyata pasien dokter Nugroho yang meninggal itu selama ini tinggal di Surabaya, dan baru pulang ke Blitar beberapa hari saja," jelasnya.
Bersamaan dengan hasil tes swab dokter Nugroho, seorang perawat wanita di IGD RSUD Ngudi Waluyo juga terkonfirmasi positif Corona. Perawat warga Kelurahan Rembang Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar ini menulari bapaknya dan dua anak perempuan berusia 9 tahun.
"Hari ini kami dapat laporan lagi, jika seorang wanita (26) warga Pagergunung pasien dokter Nugroho yang lain juga terinfeksi virus Corona. Ditambah lagi, perawat wanita (43) di rumah sakit swasta di Malang ikut terpapar Corona, warga Kecamatan Selorejo. Tapi yang kerja di rumkit swasta ini tidak masuk Klaster Surabaya, karena memang di sana banyak yang positif juga," ungkapnya.
Krisna menyebut, pasien positif Corona dari klaster Surabaya ini total sebanyak 13 orang.
Sementara Kabid Yankes Dinkes Kabupaten Blitar Christine Indrawaty mengimbau semua layanan kesehatan bisa mengevaluasi kembali dari kasus ini. Baik mulai dari level klinik, puskesmas, rumah sakit swasta maupun negeri untuk disiplin menggunakan APD dan tidak lupa menanyakan riwayat bepergian semua pasien yang datang.
"Ini sebagai bahan evaluasi juga ketika layanan kesehatan menerima pasien. Karena tidak semua pasien yang datang jujur dan ada gejala klinis seperti batuk, demam dan sesak. Sehingga jangan sampai lupa menanyakan, mereka baru bepergian dari mana. Dan jangan lupa selalu menggunakan APD ketika menerima pasien," pungkasnya.
Sumber rujukan : m.detik.com
Belum ada Komentar untuk "Kabar Duka, Dokter Perawat Pasien Positif Corona Di Blitar Meninggal Dunia"
Posting Komentar