Viral, Kades Di Banjarnegara Ini Badannya Penuh Tato
Jumat, 11 September 2020
BANJARNEGARA JATENG - Nama Welas Yuni Nugroho (36), Kepala Desa (Kades) Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara viral di media sosial dalam beberapa hari ini. Kades yang akrab disapa Hoho ini viral lantaran memiliki tato di sekujur tubuhnya.
Info dan foto kades ini salah satunya diposting di akun Instagram @instambanjarnegara. Ada ratusan netizen yang ramai-ramai berkomentar di postingan tersebut.
Ditemui wartawan hari ini, Hoho terlihat tengah sibuk di ruang kerjanya. Ia memakai kemeja putih lengan pendek lengkap dengan topi Kades. Di bagian lengan nampak tato dengan motif oriental.
"Tato saya semuanya motifnya oriental. Ini di bagian lengan ada gambar geisha," kata Hoho, Jumat (11/9/2020).
Tidak hanya di lengan, tato yang dimiliki bapak satu anak ini ternyata ada di sekujur tubuhnya. Mulai dari tangan, dada, punggung, paha hingga betis. Ia mengaku sudah 30 kali lebih tubuhnya ditato.
"Tato saya hampir ada di seluruh tubuh. Bisa dikatakan, 90 persen tubuh saya sudah dipenuhi tato, yang tidak ada seperti di leher atau di wajah. Kalau dihitung sudah 30 kali lebih tubuh saya ditato," terangnya.
Hoho mengatakan pertama kali tubuhnya ditato saat masih duduk di bangku SMA. Saat itu, ia menato gambar bunga di bagian dada saat dirinya pergi ke Bali. Meski begitu badannya kini penuh tato, ternyata mulanya dia sempat ditentang oleh orang tuanya.
"Baru setelah itu bertambah terus sampai belum lama ini yang di lengan. Awalnya juga tidak boleh sama orang tua. Jadi saya sembunyiin, pas sudah tahu sempat dimarahi," tuturnya.
Ia mengaku, keinginannya menato tubuh sudah ada sejak masih kecil. Salah satunya karena sering menonton film-film gangster. Sejak saat itu, dirinya berkeinginan untuk menato tubuhnya.
"Zaman kecil sering nonton film gangster. Dari situ mulai ingin bikin tato, dan kebetulan istri dan anak membolehkan," ujarnya.
Hoho juga bicara soal kesan tak baik pada orang dengan tato di tubuhnya. Menurutnya, yang terpenting adalah mampu menunjukkan kinerjanya sebagai Kades.
"Sebenarnya tato atau tidak, bukan jadi masalah. Yang terpenting itu kinerjanya. Kalau bisa membawa kemajuan, pasti masyarakat tidak akan memandang tato itu suatu yang jelek," kata Hoho.
Sumber : detik.com
Info dan foto kades ini salah satunya diposting di akun Instagram @instambanjarnegara. Ada ratusan netizen yang ramai-ramai berkomentar di postingan tersebut.
Ditemui wartawan hari ini, Hoho terlihat tengah sibuk di ruang kerjanya. Ia memakai kemeja putih lengan pendek lengkap dengan topi Kades. Di bagian lengan nampak tato dengan motif oriental.
"Tato saya semuanya motifnya oriental. Ini di bagian lengan ada gambar geisha," kata Hoho, Jumat (11/9/2020).
Tidak hanya di lengan, tato yang dimiliki bapak satu anak ini ternyata ada di sekujur tubuhnya. Mulai dari tangan, dada, punggung, paha hingga betis. Ia mengaku sudah 30 kali lebih tubuhnya ditato.
"Tato saya hampir ada di seluruh tubuh. Bisa dikatakan, 90 persen tubuh saya sudah dipenuhi tato, yang tidak ada seperti di leher atau di wajah. Kalau dihitung sudah 30 kali lebih tubuh saya ditato," terangnya.
Hoho mengatakan pertama kali tubuhnya ditato saat masih duduk di bangku SMA. Saat itu, ia menato gambar bunga di bagian dada saat dirinya pergi ke Bali. Meski begitu badannya kini penuh tato, ternyata mulanya dia sempat ditentang oleh orang tuanya.
"Baru setelah itu bertambah terus sampai belum lama ini yang di lengan. Awalnya juga tidak boleh sama orang tua. Jadi saya sembunyiin, pas sudah tahu sempat dimarahi," tuturnya.
Ia mengaku, keinginannya menato tubuh sudah ada sejak masih kecil. Salah satunya karena sering menonton film-film gangster. Sejak saat itu, dirinya berkeinginan untuk menato tubuhnya.
"Zaman kecil sering nonton film gangster. Dari situ mulai ingin bikin tato, dan kebetulan istri dan anak membolehkan," ujarnya.
Hoho juga bicara soal kesan tak baik pada orang dengan tato di tubuhnya. Menurutnya, yang terpenting adalah mampu menunjukkan kinerjanya sebagai Kades.
"Sebenarnya tato atau tidak, bukan jadi masalah. Yang terpenting itu kinerjanya. Kalau bisa membawa kemajuan, pasti masyarakat tidak akan memandang tato itu suatu yang jelek," kata Hoho.
Sumber : detik.com