Tanggapan Orkes Sepi, Warga Plosoklaten Kediri Jadi Perajin Anyaman Bambu
KEDIRI JATIM – Akibat pandemi covid 19 hampir memukul perekonomian masyarakat di segala bidang, termasuk para pekerja seni. Akibatnya masyarakat banyak kehilangan mata pencaharian, salah satunya Sutikno, warga Desa Jarak Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri.
Ia sebelum adanya pandemi, sepenuhnya menggantungkan dari pekerjaannya sebagai gitaris salah satu orkes dari wilayah tempat tinggalnya, namun kini akibat covid, job manggungnya hampir tak pernah ada.
Untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan rumah tangganya, Sutikno harus pandai melihat peluang bisnis di era pandemi. Dengan memanfaatkan bambu jawa serta bambu apus yang sangat melimpah, ia sulap menjadi aneka macam handicraft yang menarik namun tetap menonjolkan kesan tradisionalnya.
Berkat ketrampilan yang didapatnya secara otodidak tersebut, dengan keahlian menganyam bambu secara tradisional Berbagai produk hasil buatannya antara lain tempat tisu, tempat air mineral kecil, lampu gantung, lampu duduk, lampu tempel, rantang isi 2 dan 3, serta nampan.
Sutikno mengklaim, jika produk buatannya ini bisa bersaing dengan berbagai produk lain di pasaran karena unggul dari segi kwalitas dan kwantitas produk seperti dari segi kerapian dan kehalusan bahan dasar, karena dikerjakan penuh dengan ketelitian.
Dalam satu bulannya semenjak adanya pandemi covid 19, Sutikno mampu memproduksi sekitar 100 anyaman bambu yang dibentuk berbagai jenis tersebut. “Kalau di rata rata sekitar 100 buah, namun bisa kurang dan bisa lebih tergantung bentuk dan tingkat kerumitan dari pemesan. Kalau modelnya simpel bisa 100 lebih, namun kalau banyak yang pesan model custom paling hanya sekitar 70 buah dalam satu bulan,” katanya.
Harga yang dibanderol dari produknya ini cukup terjangkau, mulai Rp 35.000 Ribu sampai Rp 65.000 ribu untuk tempat tisu, sedangkan Rp 50.000 ribu sampai Rp 150.000 Ribu untuk Tempat lampu. Namun harga itu bisa berubah tergantung dari tingkat kesulitan pembuatannya.
Selain itu, berkat keterampilannya yang didapat secara otodidak ini, Sutikno juga langganan menjadi Narasumber pelatihan handicraft yang diadakan oleh Dinas Sosial Kabupaten Kediri.
“Di beberapa acara saya juga dijadikan narasumber pelatihan dengan materi pembuatan anyaman sampai dirakit menjadi tempat tisu dan juga tempat minuman, bahkan dirumah saya ini juga pernah dijadikan tempat pelatihan. Setelah itu Ibu Bupati Hariyanti Sutrisno datang kesini langsung dan memborong beberapa produk saya,” terang Sutikno sambil tertawa bahagia.
Selain sering dijadikan pemateri, bentuk perhatian Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Sosial dan Dinas koperasi dan usaha mikro juga membantu dalam hal pemasaran dan juga di ikutkan pameran produk produk UMKM.
Sumber : beritajatim.com
Belum ada Komentar untuk "Tanggapan Orkes Sepi, Warga Plosoklaten Kediri Jadi Perajin Anyaman Bambu"
Posting Komentar