Tewas dianiaya, pegawai kafe di Mojokerto ternyata korban salah sasaran
MOJOKERTO JATIM - Penganiayaan yang menewaskan Ananda Putra Wiyanto alias Nanda (18) dipicu persoalasan asmara. Tersangka geram setelah mendapat kabar kekasihnya menjadi korban pelecehan seksual. Namun, kecemburuan tersangka ternyata salah sasaran.
"Motifnya jelas karena asmara, tersangka cemburu dengan korban setelah menerima informasi yang tidak benar. Yaitu kekasih tersangka diganggu oleh korban," kata Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander saat jumpa pers di kantornya, Jalan Gajah Mada, Kecamatan Mojosari, Senin (25/1/2021).
Dony menjelaskan kasus korban yang tewas dianiaya itu berawal saat kekasih Mako bernisial VI memang bersama Nanda di rumah GM (26) di Jalan Raya Desa Jasem, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto pada Sabtu (26/12/2020) malam. GM merupakan pemilik Kafe Gama tempat Nanda bekerja. Di rumah tersebut juga ada GM dan seorang perempuan lainnya yang menjadi pasangan Nanda.
Kepada Mako, saat itu VI mengaku mendapat perlakuan tidak senonoh. Namun, dia tidak menyebutkan siapa yang melecehkan dirinya. Tanpa berfikir panjang, pemuda asal Desa Mojolebak, Kecamatan Jetis itu diantar temannya berinisial MTR (16) mendatangi VI pada Minggu (27/12/2020) sekitar pukul 01.00 WIB.
Saat tersangka tiba di lokasi, kebetulan kekasihnya berada di depan rumah GM bersama Nanda. Mako lantas melampiaskan amarahnya kepada korban tanpa lebih dulu mengklarifikasi siapa orang yang melecehkan kekasihnya.
"Saat bertemu kekasihnya di lokasi, kekasihnya bilang diganggu. Pemikiran tersangka, kekasihnya diganggu korban. Padahal kekasihnya belum menjelaskan detil siapa yang mengganggunya. Inilah yang memicu pemukulan terhadap korban," terang Dony.
Mako menganiaya Nanda menggunakan sebuah kunci Inggris yang dia bawa dari rumahnya. Tiga kali pukulan tersangka mengakibatkan tengkorak belakang korban retak. Pemuda asal Dusun Soso, Desa Cepokolimo, Kecamatan Pacet itu tewas dianiaya yang menyebabkan pendaraan pada otaknya.
"Yang mengganggu kekasih tersangka berdasarkan keterangan yang kami gali adalah GM sebagai pemilik kafe tempat bekerja korban," ungkap Dony.
Mako kabur setelah menganiaya Nanda. Dia diringkus polisi di wilayah Nguling, Pasuruan pada Minggu (24/1) sekitar pukul 17.30 WIB. Mako disangka dengan pasal 338 atau pasal 351 ayat (3) atau pasal 170 ayat (2) ke-3e KUHP.
Sedangkan teman Mako berinisial MTR sedang menjalani pemeriksaan di kantor Satreskrim Polres Mojokerto. Dia diduga ikut menganiaya korban.
Teman perempuan tersangka (VI) masih berstatus sebagai saksi," tandas Dony.
Sebelum tewas, Nanda pamit ke ibunya, Wiwik Nur Astutik (36) untuk menginap di rumah pemilik Kafe Gama berinisial GM (26), warga Desa Jasem, Kecamatan Ngoro, Mojokerto pada Sabtu (26/12) sekitar pukul 21.00 WIB. Lulusan sekolah perhotelan dan kapal pesiar di Madiun ini baru tiga hari bekerja di bagian administrasi Kafe Gama.
Saat itu Nanda berangkat naik satu mobil bersama GM, serta dua perempuan dan seorang pria. Keesokan harinya, Minggu (27/12) sekitar pukul 13.00 WIB, Wiwik menerima kabar dari GM kalau Nanda dirawat di RSUD Sidoarjo karena kecelakaan. Saat itu korban dalam kondisi koma. Hanya ibu dan kakak kandung GM yang berada di rumah sakit.
Pemuda 18 tahun itu menjalani operasi sekitar pukul 20.00 WIB karena terdapat pembekuan darah di otaknya. Setelahnya, Nanda koma selama 8 hari. Korban akhirnya meninggal dunia pada Minggu (3/1) sekitar pukul 10.00 WIB. Jenazahnya dimakamkan di TPU Dusun Soso sore harinya sekitar pukul 16.00 WIB.
Wiwik memutuskan membuat pengaduan ke Polres Mojokerto pada Senin (4/1) karena menemukan sejumlah kejanggalan pada kematian putranya. Polisi lantas bergerak melakukan penyelidikan. Salah satunya dengan membongkar makam Nanda pada Selasa (5/1) sekitar pukul 22.00 WIB.
Tim dokter forensik dari RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong diterjunkan untuk mengautopsi jenazah korban. Hasilnya, Nanda tewas akibat luka benda tumpul di kepala belakang. Luka tersebut mengakibatkan pendarahan pada otaknya. Polisi saat itu menduga korban tewas dianiaya.
Sumber: detik.com
Belum ada Komentar untuk "Tewas dianiaya, pegawai kafe di Mojokerto ternyata korban salah sasaran "
Posting Komentar