Ini penjelasan perdunu Banyuwangi soal festival santet
BANYUWANGI JATIM - Festival Santet menjadi program kerja dari Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) Indonesia. Meski ditentang, namun Perdunu Indonesia tetap menawarkan kegiatan itu sebagai program kerja.
Salah satu program yang akan dilakukan Perdunu Indonesia adalah Festival Santet. Yang dimaksud Festival Santet ini, menurut Ketua Perdunu Indonesia Gus Abdullah Fatah Hasan bukanlah sebuah festival yang mungkin dibayangkan oleh banyak orang. Yakni dengan mementaskan para pelaku pemilik ilmu santet.
Di Banyuwangi siapa yang mau mengaku sebagai dukun santet. Jangan dipersepsikan kemudian langsung pementasan santet yang berbau bahaya dan seterusnya," katanya kepada wartawan, Minggu (7/2/2021).
Dia menjelaskan, Perdunu ingin melihat dari sisi yang lain yakni lebih pada kajian-kajian terkait santet itu sendiri. Karena, sampai hari ini diskusi mengenai definisi santet itu apa masih belum selesai. Saat ini, jelas dia apakah santet itu berkaitan dengan bab asmara atau kaitan dengan menyakiti orang masih belum sama persepsi orang.
"Makanya kita mencoba menawarkan festival santet. Nanti akan ada diskusi di sana terkait dengan definisi santet dan seterusnya," tambahnya.
Perdunu Indonesia ingin menawarkan sebuah tema yakni santet untuk menjadi ruang diskusi yang terbuka bagi semua pihak. Termasuk kampus-kampus. Karena istilah santet itu identik dengan Banyuwangi.
Kita mencoba untuk dari sisi yang lain. Makanya kita harus berani untuk membahas ini," katanya.
Polemik deklarasi Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) Indonesia terus berlanjut. Meski banyak yang menentang ataupun berkomentar terkait pendirian wadah para dukun, Perdunu Banyuwangi tetap ada. Mereka siap melakukan klarifikasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi.
Rencananya, kegiatan klarifikasi yang dilakukan oleh Disbudpar Banyuwangi dan Dewan Kesenian Blambangan (DKB) bakal digelar, Senin (8/2/2021).
Sumber: detik.com
Belum ada Komentar untuk "Ini penjelasan perdunu Banyuwangi soal festival santet "
Posting Komentar