Awak KRI Nanggala-402 Asal Jombang Beli Batu Nisan Sebelum Berangkat Latihan Perang
JOMBANG JATIM– Azan zuhur berkumandang dari musala Desa Jatiduwur, Kecamatan Kesamben Jombang, Senin (26/4/2021), ketika Marsan (55) sedang duduk lesehan di ruang tamu rumahnya. Marsan tidak sendiri. Dia ditemani sejumlah kerabatnya.
Semuanya berkumpul di ruang tamu yang berukuran lebar itu. Berkumpulnya keluarga ini bukan tanpa alasan. Mereka sedang menunggu kedatangan Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab beserta rombongan. Bupati Mundjidah hendak bertakziah.
Sembari menunggu kedatangan orang nomor satu di Jombang itulah Marsan banyak bercerita tentang anak sulungnya, Deni Richi Sambudi (28) yang menjadi anggota TNI AL dengan pangkat Kelasi Satu (Kls) Nav. Tiba-iba mata Marsan berkaca-kaca ketika mengingat sang anak.
Maklum saja, Deni Richi dinyatakan gugur di perairan Bali. Hal itu setelah Kapal Selam KRI Nanggala 402 tenggelam. Kapal tersebut terbelah menjadi tiga. Deni Richi bersama 52 ABK (anak buah kapal) lainnya dinyatakan gugur.
Masih basah dalam ingatan Marsan, menjelang Ramadan, Deni menyampaikan permintaan kepada sang ayah untuk membeli batu nisan. Karena sebelum datangnya bulan suci Ramadan, Deni hendak berziarah ke makam ibunya, Ninik Indarti (52). Selain nyekar, Deni juga berniat mengganti batu nisan yang terpasang di makam ibunya itu.
Istri saya (ibunda Deni), meninggal belum lama. Ini baru seratus harinya. Sebelum berangkat bertugas, Deni membeli batu nisan seharga Rp 300 ribu untuk dipasang di makam ibunya. Dia sendiri yang membeli dan memasangnya,” kata Marsan yang mengenakan kaus putih bertuliskan Jayaveva Jayamahe.
Anak pertama dari dua bersaudara ini memilih batu nisan bermotif tulisan arab. Dengan membawa bunga dia berangkat ke makam. Membersihkan makam sang ibu, mengganti batu nisan, menaburkan bunga, serta mengirim doa.
Setelah nyekar itulah Deni berangkat bertugas untuk latihan perang. Dia sebagai Operator Sonar 3 di KRI Nanggala 402. Deni sempat mampir dan menginap di rumah pamannya di Gresik. “Mungkin batu nisan itu sebagai firasat kepergiannya yang terakhir,” kata petani asal Desa Jatiduwur ini.
Angin semilir mengelus rumah keluarga Marsan. Rumah yang jaraknya cukup dekat dengan tanggul Sungai Brantas itu bertambah sejuk. Apalagi, di teras rumah tersebut terdapat bunga rambat yang tumbuhnya memanjang. Fungsinya mirip tirai. Menutupi separuh wajah teras.
Marsan mamandang sejumlah foto yang terpasang di tembok ruang tamu. Di foto tersebut Deni Richi duduk berjajar dengan teman-temannya satu angkatan. Tubuh Deni dibalut seragam warga abu-abu. Pada foto tersebut terdapat keterangan Dikmata XXXV/2 2015.
Ada juga foto Deni yang diletakkan di atas meja pojok ruangan. Dia mengenakan jas warna biru lengkap dengan lencana dan tulisan TNI. Penampilan anak pasangan Marsan dan Ninik ini semakin gagah dengan baret biru di kepalanya. Terakhir, di tembok rumah tersebut ada lukisan Kapal Selam KRI Nanggala 402.
Itu foto anak saya setelah menjalani pendidikan TNI AL pada tahun 2015. Kalau foto kapal selam itu sekitar dua tahun lalu. Sejak Deni bertugas di Kapal Selam KRI Nanggala 402. Memang, sejak SMP Deni sudah bercita-cita menjadi TNI AL,” kata Marsan yang mengenakan Masker berlogo TNI AL juga.
Deni lahir di Desa Jatiduwur pada 10 Desember 1993. Dia menghabiskan SD (Sekolah Dasar) di desa tersebut. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 2 Kesamben, yang berada di Jl. Raya Candisari 37, Jombatan. Deni tergolong murid berotak encer. Dia tidak pernah tinggal kelas. Bahkan nilai rapor-nya selalu berhias angka 8 dan 9.
Selepas dari SMP Negeri 2 Kesamben, kakak kandung dari Adelia Titania Arsani (21) ini melanjutkan sekolah ke SMA Tapen, Kecamatan Kudu, Jombang. Untuk menuju ke sekolah tersebut, Deni tiap hari harus menyeberangi Sungai Brantas dengan jasa perahu tambang.
Kecerdasan Deni masih berlanjut hingga di SMA tersebut. Nilainya tidak ada yang merah. Maka tidak heran, Deni lulus dengan nilai yang sangat bagus. Meski demikian, saat mendaftar menjadi TNI AL, upaya Deni tidak berjalan mulus.
“Dia sempat gagal masuk TNI AL. Untuk sementara Deni kemudian bekerja sebagai petugas sekuriti (Satpam) di Surabaya. Tapi dia tidak patah arang. Kemudian mendaftarkan diri menjadi TNI AL pada gelombang kedua. Walhasil, dia diterima pada 2015,” kata Marsan berkisah.
Kini Marsan berusaha ikhlas melepas kepergian sang anak untuk selamanya. Setiap malam di rumahnya yang asri itu para tetangga datang. Mereka membaca tahlil secara berjamaah, lalu merapal doa. Semua itu ditujukan untuk arwah Kelasi Satu (Kls) Nav Deni Richi Sambudi.
Sumber: berita Jatim.com
Belum ada Komentar untuk "Awak KRI Nanggala-402 Asal Jombang Beli Batu Nisan Sebelum Berangkat Latihan Perang"
Posting Komentar